Saingan Elon Musk! Baru IPO, Bos EV China Ini Tajir Mendadak

Jakarta, CNBC Indonesia – CEO startup kendaraan listrik (EV) asal China U Power Li Jia langsung masuk ke daftar miliarder dunia (dengan patokan dolar AS). Ini setelah saham perusahannya melonjak tinggi dalam debut di bursa saham AS, Nasdaq, pada Kamis (20/4/2023).

Read More

Pada debut perdana, saham U Power melonjak hingga US$75/saham pada perdagangan intraday atau meroket 1.150%, sebelum ditutup di level US$43,18/saham atau melonjak 620% dibandingkan harga penawaran perdana (IPO) US$6/saham.

Dengan lonjakan yang luar biasa tersebut, pihak regulator bahkan melakukan trading halt (penghentian sementara perdagangan) saham perusahaan yang mengembangkan teknologi stasiun penukaran-baterai EV hingga lebih dari 20 kali pada Kamis.

Apabila berpatokan pada harga tertinggi US$75 yang sempat disentuh pada tengah sesi perdagangan Kamis, kekayaan Li Jia lewat kepemilikan di saham U Power melambung hingga US$2,87 miliar atau setara dengan Rp42,95 triliun (asumsi kurs Rp14.954/US$).

Ini lantaran, mengutip Forbes, Li Jia tercatat memiliki 38,3 juta saham (atau setara dengan 73% saham) U Power lewat tiga perusahaan cangkang yang terdaftar di British Virgin Islands.

Namun, lonjakan saham U Power tidak bertahan lama. Pada hari kedua, Jumat (21/4/2023) waktu AS, harga saham U Power ditutup anjlok 81,9% secara harian ke level US$7,83/saham, sedikit di atas harga IPO-nya.

Dengan demikian, kekayaan Li Jia juga ikut terhapus, dan tersisa US$299,89 juta. Memang, angka tersebut masih tergolong besar apabila dikonversi ke dalam rupiah yang setara dengan Rp4,48 triliun.

Dalam gelaran IPO tersebut, U Power berhasil menggalang dana US$14,5 juta (Rp216,83 miliar). Dana yang diraup dalam IPO rencananya akan digunakan untuk mengembangkan EV anyar dan pembangunan stasiun penukaran baterai EV.

Informasi saja, Li Jia pertama kali mendirikan U Power pada 2013 yang bergerak dalam penyediaan layanan pengadaan kendaraan.

Usai menghabiskan waktu bertahun-tahun menghubungkan pembeli dengan dealer mobil kecil dan menengah di kota-kota tingkat bawah di China, Li mulai mengalihkan fokus perusahaan ke pertukaran baterai pada 2020.

Soal kinerja keuangan, U Power menghasilkan pendapatan 4,3 juta yuan (US$ 0,6 juta) untuk paruh pertama tahun 2022. Angka tersebut melonjak 615% dari periode yang sama tahun sebelumnya seiring penjualan mulai tercatat untuk segmen stasiun pertukaran baterai dan jasa pertukaran baterai terkait.

Namun perusahaan, mencatat kerugian sebesar US$1,9 juta selama 6 bulan pertama 2022 di tengah membengkaknya biaya penelitian dan pengembangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dulu Cuma Supir Angkot, Orang Ini Kini Punya Harta Rp 76 T

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts