Sebelum Hibah Saham Rp 74 M, Bos BCA Pernah Bisnis Sewa DVD

Jakarta, CNBC Indonesia -Nama Jahja Setiaatmadja santer belakangan karena aksinya menghibahkan saham ke anaknya. Nilainya pun tak main-main, mencapai Rp74 miliar. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) itu telah menghibahkan sebanyak 8.000.000 saham kepada dua anaknya, Enrica Ariestia PS dan Elizabeth Ariestia MS pada 18 Agustus 2023.

Read More

Pemberian saham tersebut dilakukan dengan harga jual Rp 9.250 per saham. Dengan demikian, total nilai transaksi menjadi Rp 74 miliar. Aksi penjualan ini dia lakukan untuk mengalihkan kepemilikan Jahja untuk anaknya.

Terlepas dari isu tersebut, belum banyak orang tahu kalau Jahja Setiaatmadja pernah hidup susah dan sempat jadi tukang penyewaan DVD ketika berkuliah. Bagaimana ceritanya?

Cerita bermula ketika Jahja sedang menempuh pendidikan semester akhir di jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, tahun 1979. Layaknya mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi, Jahja memiliki banyak waktu kosong. Dia ingin waktu kosong itu dimanfaatkanya untuk bekerja, menambah keahlian, juga uang jajan. Beruntung ada seorang kaka tingkatnya yang mengajak Jahja untuk magang di kantor akuntan publik, Pricewaterhouse (PwC).

“Atas rekomendasi kakak tingkatnya yang bernama Idrus Munandar, yang sebelumnya telah bekerja di situ, ia pun diterima sebagai junior accountant,” kata Jahja dalam otobiografinya berjudul Sang Dirigen: Perjalanan Jahja Setiaatmadja Hingga Menjadi CEO BCA (2017).

Dari situlah dia memulai karir di bidang keuangan dan bisa merasakan gaji dari hasil kerjanya sendiri. Namun, Jahja mengklaim gajinya cukup kecil untuk ukuran bekerja di kantor akuntan publik ternama. Ketika itu gajinya Rp. 60.000 per bulan, sehingga belum cukup memenuhi kebutuhannya sendiri.

Meski begitu, Jahja sadar kalau dirinya adalah anak magang yang belum bisa mendapat gaji fantastis. Alhasil, dia pun pada akhirnya manut saja mendapat gaji segitu meski sering mendapat tambahan kerja di luar jam kerja. Awalnya dia tidak mempermasalahkan karena murni ingin mencari ilmu. 

Namun, lagi-lagi, karena gajinya tidak bisa menutupi kebutuhannya yang besar, untuk biaya kuliah, biaya hidup dan sebagainya, dan tidak mungkin minta ke orang tua Jahja berusaha untuk mencari tambahan uang. Caranya ketika itu dengan menjadi tukang sewa DVD di perusahaan rental kaset video.

“Untuk usaha sampingan ini, ia menghubungi teman-teman sekolah dan kuliahnya yang, siapa tahu bisa memperkenalkannya kepada penggemar film” tulis otobiografi Jahja berjudul Sang Dirigen: Perjalanan Jahja Setiaatmadja Hingga Menjadi CEO BCA (2017).

Dari sinilah petualangan bisnis Jahja dimulai. Dia menelepon orang yang sekiranya berminat ingin nonton film. Atau dia menjajakan kaset langsung kepada calon penyewa.

Jika sudah ada calon penyewa, Jahja mendatangi calon penyewa sembari membawa setumpuk kaset video yang dipilih. Proses ini tidak mudah dilakukan. Tak jarang upaya menawarkan kaset berakhir pula dengan penolakan. Meski begitu, dia selalu semangat dan tak kenal lelah.

Hingga akhirnya dia pun punya pelanggan tetap. Salah satu pelanggan tetap inilah yang tak diduga membawa Jahja menempuh karir baru. Rupanya dari sekian banyak penyewa, ada satu pelanggan yang berprofesi sebagai direktur PT Kalbe Farma, Rudy Capelle. Dia sering bertemu dengan Rudy soal penyewaan DVD.

Tak diduga, Rudy diam-diam menyukai karakter Jahja dan mengajaknya untuk bekerja di Kalbe Farma. Alhasil, tanpa basa-basi, tawaran itu langsung disetujuinya. Setelah setahun menjadi anak magang di PwC, Jahja bergegas resign dan bekerja di Kalbe Farma sebagai full-time akuntan pada 1980. Sejak itulah dia mendapat gaji besar dan melepas pekerjaannya sebagai tukang sewa DVD. 

Gaji besar itu digunakannya untuk biaya hidup dan biaya kuliah hingga lulus dari UI pada 1982. 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bos BCA Borong Sejuta Saham Perusahaan, Rogoh Kocek Rp8,67 M

(mfa/mfa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts