penyebabsakit.com

Semua Mata Tertuju ke MH Thamrin

  • Perhatian pelaku pasar tertuju pada pengumuman suku bunga acuan BI, saat The Fed berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini. 
  • Wall Street menguat tetapi akan terus volatil
  • Sentimen pendukung kebijakan The Fed diumumkan hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar keuangan Indonesia loyo pada perdagangan kemarin (15/2/2023) setelah rilis data inflasi Amerika Serikat lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan berakhir di 6.914,14 atau terkoreksi 0,39% secara harian.


Sebanyak 311 saham turun, 189 saham mengalami kenaikan dan 206 lainnya stagnan. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 9,3 triliun dengan melibatkan 18,13 miliar saham.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

IHSG secara eksklusif bergerak di zona merah sekaligus menghentikan tren penguatan selama dua hari sebelumnya. Dalam lima hari perdagangan, koreksi Indeks turun 0,37%. Dengan begitu, IHSG belum menorehkan kinerja positif mingguan. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan penguatan 0,93% (year to date).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, sembilan dari sepuluh sektor melemah. Sektor real estate dan konsumen primer menjadi sektor yang paling merugikan indeks dengan penurunan 0,60% lebih. Sementara itu, sektor konsumen non-primer menjadi satu-satunya penahan indeks, naik tipis 0,08%.

Tumbangnya IHSG tak lepas dari pelemahan saham-saham dengan kapitalisasi raksasa.

Lima saham dengan beban paling berat bagi indeks termasuk dari sektor perbankan, Bank Mandiri sebesar 7,11 indeks poin. Masih dari sektor yang sama, Bank Central Asia dan Bank Mega turun 5,3 indeks poin.

Selain itu, dari sektor energi, Bayan Resources turun 2,9 indeks poin. Terakhir Astra International terpantau berkontribusi terhadap pelemahan IHSG sebesar 2,30 indeks poin.

IHSG tidak sendiri soal kinerja yang negatif, bursa Asia-Pasifik pun turut berguguran. 

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,37% ke posisi 27.501,9, Hang Seng Hong Kong ambles 1,43% ke 20.812,17, Shanghai Composite China terkoreksi 0,39% ke 3.280,49, ASX 200 Australia merosot 1,06% ke 7.352,2.

Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura ambrol 1,13% ke 3.280,82 dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,53% ke 2.427,9.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) 

meski neraca perdagangan kembali mencatat surplus.
Melansir data Refinitiv, rupiah melemah 0,3% ke Rp 15.200/US$ di pasar spot.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2023 mengalami surplus sebesar US$ 3,87 miliar.

Pencapaian surplus ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2023 sebesar US$ 3,47 miliar.

Meski demikian, rilis tersebut masih belum mampu mendongkrak kinerja rupiah. Sebab, meski neraca perdagangan terus mencatat surplus, tetapi devisanya tidak ada di dalam negeri.


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version