Sentimen Suku Bunga Bikin IHSG Perkasa Dalam Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil di tutup melonjak 0,24% di level 6880,8 pada perdagangan Jumat (21/7/2023). Dalam sepekan IHSG berhasil menguat 0,16%. Menguatnya IHSG pekan ini menyambut baik rapat Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan suku bunga BI yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga.

Read More


Dengan bertahannya suku bunga maka hal ini akan menjadi sentimen positif bagi para pelaku bisnis dalam menjalankan ekspansi bisnis. Tentunya membuat para pelaku bisnis tidak perlu membayar bunga lebih saat mengajukan kredit pinjaman kepada perbankan untuk memperluas bisnis.

Dengan ekspansi bisnis yang dilakukan para perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tentu akan mendorong kinerja dari Perseroan yang akan berdampak pada pergerakan harga saham.

Pendorong IHSG pada pekan ini juga datang dari Foreign Direct Investment atau Penanaman Modal Asing yang baru saja dirilis naik 14,2% (year on year/yoy) menjadi Rp 186,3 triliun pada kuartal II-2023. Secara keseluruhan, investor asing menanamkan modal sebesar Rp 363,3 triliun pada semester I-2023 atau naik 17,1%.

Penerima terbesar FDI tersebut adalah industri logam dasar, diikuti oleh sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, serta kimia dan farmasi. Di antara sumber FDI terbesar adalah Singapura, China, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia.

Dari AS, Federal Open Market Committee (FOMC) akan menggelar konferensi pers pada 27 Juli 2023 untuk membahas kebijakan suku bunga AS lebih lanjut yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga.

Namun kenaikkan ini akan lebih longgar mengingat turunnya inflasi AS pada periode Juni 2023 menjadi sebesar 3% secara tahunan (yoy). Laju inflasi ini melambat 12 bulan berturut-turut, sekaligus menjadi inflasi terendah dalam dua tahun belakangan. Melandainya inflasi AS pada Juni 2023 dipengaruhi oleh harga energi yang lebih murah dibanding setahun lalu.

Sedangkan dari China, Bank Sentral China (PBoC) kemarin baru saja mengumumkan suku bunga tenor satu tahun dan lima tahun tidak naik maupun turun alias sama dengan periode sebelumnya. Data Loan Prime Rate tenor satu tahun di angka 3,55% sedangkan tenor lima tahun di posisi 4,20%
Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar yang tetap mempertahankan suku bunganya dibandingkan periode sebelumnya.

Dengan bertahannya suku bunga China akan berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat dan produktivitas China yang dapat menopang perekonomian China. Diketahui China merupakan salah mitra dagang terbesar bagi Indonesia.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Penting! Ini Loh Penyebab Harga Emas Anjlok dengan Cepat

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts