Seperti Superman, Emas Tak Berdaya Lawan ‘Kryptonite-nya’

Jakarta, CNBC Indonesia Pergerakan emas sepanjang tahun ini lebih banyak diwarnai cerita negatif. Emas juga menemukan musuh abadinya tahun ini yakni kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed)/

Read More

Perjalanan panjang emas tahun ini seperti kisah Superman dan Kryptonitenya. Superman yang memiliki kekuatan luar biasa selalu tak berdaya di hadapan Kryptonite, material yang mengandung elemen radioaktif dari planet asal Superman yakni Kripton.

Kekuatan emas adalah statusnya sebagai safe heaven. Emas akan selalu dicari saat terjadi ketidakpastian global, ada ketegangan geopolitik, atau ekonomi global memburuk.





Dengan alasan itu pula harga emas langsung terbang saat perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022.

Harga emas mengangkasa dari US$ 1.907,55 pada 23 Februari menjadi US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2020.

Sempat melandai, emas kemudian melandai tetapi melonjak kembali pada pertengahan April dan menyentuh US$ 1.978,5 per troy ons pada 18 April. Lonjakan harga emas disebabkan buntunya perundingan Rusia dan Ukraina.

Namun, emas langsung tidak berdaya begitu The Fed memberlakukan kebijakan moneter agresifnya.

Kenaikan suku bunga The Fed selalu membuat emas terkapar karena keputusan tersebut akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kondisi tersebut akan membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield membuat emas semakin ditinggalkan investor.

Secara keseluruhan, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 425 basis points (bps) sejak Maret hingga Desember. Dalam periode tersebut, harga emas sudah ambruk US4105,5 troy ons.

The Fed mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Maret. Saat itu, harga emas terkoreksi walau tidak besar.  Guncangan kepada harga emas dimulai sejak The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada 16 Juni 2022.

Emas langsung ambruk dari kisaran US$ 1.868 pada awal Juni menjadi US$ 1.806 per troy sons pada akhir Juni. Kilau emas semakin luntur dan turun ke kisaran US$ 1.700 pada 5 Juli 2022 karena tingginya ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish The Fed.

Kenaikan suku bunga 75 bps pada pertengahan Agustus membuat emas terkapar dan tidak bisa bergerak naik ke level atas US$ 1.700 per troy ons.

Emas terlempar dari level psikologis US$ 1.700 pada 14 September menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Kenaikan suku bunga 75 bps pada September membuat emas ambruk hingga jatuh ke kisaran US$ 1.600 per troy ons dan bahkan terancam masuk ke level US$ 1.500 per troy ons.

Emas sedikit membaik menjelang akhir tahun setelah The Fed berkomitmen akan melakukan moderasi terhadap kenaikan suku bunganya. The Fed memenuhi janjinya dengan hanya menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember.

Pada perdagangan terakhir tahun ini, Jumat (30/12/2022) di pasar spot, harga emas ditutup menguat berada di US$ 1.814,43 per troy ons. Harga emas melandai tipis 0,03%.

Namun, pada perdagangan Kamis (29/12/2022), emas ditutup menguat 0,44% di posisi US$ 1.823,23 per troy ons.

Harga emas masih menguat 1,44% secara point to point dalam sepekan dan 1,16% sebulan. Namun, sepanjang tahun ini, emas masih turun tipis 0,25%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tuah Pidato Powell, Kilau Emas Meredup Lagi di Awal Pekan

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts