Setelah Terkoreksi 2 Hari Beruntun, Harga CPO Melesat 1,4%

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan Kamis (24/8/2023) mematahkan koreksi dua hari beruntun pekan ini.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 1,41% ke posisi MYR 3.884 per ton pada pukul 08:00 WIB. Namun, penguatan ini belum mampu membawa harganya kembali ke level 3.900-an seperti pekan lalu.

Pada perdagangan Rabu (23/8/2023) harga CPO berakhir melemah 0,93% ke posisi MYR 3.830 per ton. Dengan ini, dalam tiga hari perdagangan harganya sudah jatuh 1,06%, sementara secara tahunan harga CPO jatuh 8,24%.



Menguatnya harga CPO terjadi di tengah minyak saingannya yang lebih lemah dan peningkatan produksi dari pabrik minyak sawit di Semenanjung Selatan. Produksi di pabrik Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Southern Peninsula naik lebih baik dari perkiraan selama 1-20 Agustus, naik 7% dari bulan sebelumnya.

Dari sisi minyak saingannya, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun 0,1%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,7%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,6%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Laporan tahunan Midwest Crop Tour dari ProFarmer yang dirilis Senin malam menunjukkan pertumbuhan tanaman kedelai lebih tinggi dari rata-rata tiga tahun, dengan dampak terbatas dari kondisi kekeringan saat ini, kata Sandeep Singh, direktur The Farm Trade, sebuah perusahaan konsultan dan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur.

“Perkiraan pasokan yang lebih tinggi mendorong harga minyak nabati pesaingnya turun pada awal perdagangan, namun perubahan cuaca akan membuat pasar tetap berada dalam kisaran harga saat ini,” ungkap Singh yang dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Ringgit Malaysia (MYR), mata uang perdagangan sawit, melemah 0,17% menjadi 4,65 terhadap dolar. Melemahnya ringgit membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Berdasarkan analis teknikal Reuters, Wang Tao, pada perdagangan hari ini, harga minyak sawit mungkin akan menguji level support di MYR 3,778 per metrik ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju MYR 3,676.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


‘Mati Suri’ Empat Hari Beruntun, Harga CPO Akhirnya Bangkit

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts