Single Stock Futures Meluncur, Cek Daftar Saham, Kelebihan dan Caranya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan produk derivatif terbarunya yaitu Single Stock Futures (SSF) pada 25 Maret 2024 mendatang. Lantas, apa pengertian, kelebihan, hingga cara investasi Single Stock Futures (SSF)? Berikut penjelasannya.

Sebagai informasi, SSF merupakan Perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham. Dengan kata lain, yang menjadi underlying SSF nantinya adalah saham.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menyebut, 15 seri tersebut merupakan produk dari underlying saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Adapun masing-masing saham memiliki 3 periode kontrak yaitu 1 bulan 2 bulan dan 3 bulan.

“Saat ini sudah ada lebih dari 15 anggota bursa yang menyatakan minat untuk bergabung sebagai anggota bursa derivatif. 6 diantaranya sedang diproses secara intensif oleh tim kami dan satu sudah selesai seluruh prosesnya Yaitu Bina Artha Sekuritas,” kata Jeffrey dalam Edukasi Wartawan, Jumat, (15/3/2024).

SSF VS Saham

Perbedaan utama antara SSF dan saham terletak pada modal transaksi. Jika membeli saham harus menyiapkan modal penuh sebesar 100% dari harga 1 lot, Fee Transaksi SSF bisa berkisar hanya 4% dari harga 1 lot tersebut per kontrak.

Firza Rizqi Putra, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI memisalkan, bila seseorang membeli saham ABCD sebanyak 10 lot, seharga Rp2.500.000, maka bila ia membeli kontrak saham ABCD lewat SSF, ia hanya butuh mengeluarkan kocek Rp100.000.

Karena harga lebih rendah, otomatis Fee Transaksi di SSF lebih murah, hanya dikenakan biaya Rp250 per kontrak. Sementara saham sebesar 0,03% dari nilai transaksi.

Selain itu, investor bisa mengambil posisi short saat market turun. Dengan adanya instrumen ini, investor pun bisa menikmati pergerakan harga emiten-emiten ‘mahal’ dengan merogoh kocek yang tidak terlalu besar.

Di sisi lain, Realisasi keuntungan SSF bisa cair dalam 1 Hari Bursa (T+1), sementara saham biasa pemindah bukuan efeknya terjadi pada T+2. Adapun realisasi keuntungan SSF terjadi saat Mark to Market tiap hari, sementara saham bisa untung jika investor sudah menjualnya.

Namun, SSF memiliki periode jatuh tempo sebanyak 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan. Sementara di saham tidak mengenal periode jatuh tempo.

Perlu dicatat, investasi di SSF tergolong high risk, high return. Maka, investor diimbau untuk memahami dan melakukan transaksi dengan pertimbangan matang.

Cara Daftar SSF

Bagaimana cara menjadi investor single stock futures? Firza mengatakan, cara pendaftarannya kurang lebih sama dengan investor saham, hanya saja, calon investor SSF harus membuka rekeningnya di anggota bursa (AB) yang mendapatkan lisensi derivatif.

“Jadi kalau AB akan ada SID, RDN, sub-rekening efek dan sub-rekening efek derivatif. Semuanya menggunakan ekosistem yang sama yang ada di Bursa Efek Indonesia, KSP dan juga KSEI,” kata dia.

Dengan kata lain, tidak akan ada perbedaan dalam membuka rekening ataupun penyelesaian produk derivatif. Namun, pendaftarannya harus melalui anggota bursa yang mempunyai lisensi anggota bursa derivatif saja.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Video: Neraca Dagang RI Susut, Apakabar Saham di BEI?

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts