Situasi RI Bikin Investor Was-was, Rupiah Langsung Ambruk


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Sederet kekhawatiran investor membuat pelemahan pada nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan hari ini, Selasa (26/3/2024) pukul 09:00 WIB, berdasarkan Refinitiv rupiah dibuka terkoreksi 0,04% di posisi Rp 15.800/US$.

Ekonom Senior Mirrae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto menjelaskan penyebab pelemahan rupiah besar karena sentimen global. Sederet mata uang asing juga ikut melemah seperti yang terjadi pada rupiah.

“Lebih besar faktor sentimen global,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia.

Sentimen global yang dimaksud bersumber dari Amerika serikat (AS). Ekonomi negeri paman Sam tersebut masih kuat sehingga inflasi dimungkinkan sulit turun. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi niatan Bank Sentral AS menurunkan suku bunga acuan.

Indeks dolar AS (DXY) yang menembus level 104. Pada penutupan pekan lalu, DXY berhasil naik 0,84% menjadi 104,28 pada pukul 14:51 WIB. Kenaikan ini signifikan dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berada di angka 103,41.

Ini mendorong outflow di Indonesia. Data Bank Indonesia menunjukkan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 6,68 triliun dalam transaksi 18-21 Maret 2024, berbanding terbalik dengan net buy sebesar Rp 21,72 triliun pada pekan sebelumnya.

Dari dalam negeri, Rully menuturkan beberapa hal yang menjadi fokus investor. Antara lain, kekhawatiran pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

“Mungkin kalau spesifik dari dalam negeri, ada kekhawatiran external balance melemah, surplus neraca perdagangan menurun, dan menyebabkan defisit current account melebar,”

Bank Indonesia (BI) sendiri memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2024 diprakirakan tetap baik dan mencatatkan surplus dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB.

Ke depan Rully memperkirakan ketidakpastian masih akan menghantui pergerakan nilai tukar. Terutama yang bersumber dari AS. “Namun memang sepanjang semester I volatilitas masih akan tetap tinggi,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Awas Kaget! Rupiah Diramal Bakal Jadi Segini

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts