Soal Utang BUMN Karya, Begini Kata Bank Mandiri

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tengah menyiapkan Perjanjian Restrukturisasi Induk atau Master Restructuring Agreement (MRA) terhadap utang BUMN Karya PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA).

Read More

Direktur Manajemen Risiko BMRI Ahmad Siddik Badruddin menyampaikan bahwa penyusunan MRA tersebut dilakukan pihaknya bersama para pemberi pinjaman lain (lender). Menurutnya, skema restrukturisasi utang kedua debitur konstruksi tersebut mungkin akan rampung dalam beberapa minggu ke depan.

“Bank Mandiri sampai dengan saat ini berpartisipasi bersama lender-lender lain dalam proses penyusunan master restructuring agreement dengan semua kreditur dan vendor, untuk memformulasikan skema restrukturisasi yang terbaik, yang optimal dan bisa address semua concern dari semua stakeholders di kedua debitur tersebut,” ujar Sidik saat paparan kinerja Bank Mandiri Semester I-2023 secara virtual, Senin (31/7/2023).

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, menyebut utang BUMN karya kepada himpunan bank milik negara (himbara) tembus Rp 70 triliun. Melansir data Refinitiv, pinjaman WIKA beserta anak usaha nyaris mencapai Rp 15 triliun. Adapun total pinjaman obligasi perusahaan beserta anak usaha mencapai Rp 9 triliun.

Secara spesifik, himbara menjadi pemberi pinjaman utama kepada WIKA, dengan Bank Mandiri menjadi kontributor terbesar yakni Rp 3,87 triliun berdasarkan laporan keuangan perusahaan Mei 2023. Sementara utang WSKT ke himbara tercatat sebesar Rp 28,06 triliun dengan porsi kepada BMRI sebesar Rp 4,55 triliun.

Siddik menyampiakan bahwa Bank Mandiri juga telah meningkatkan pencadangan untuk kedua debitur konstruksi tersebut. Ini juga sebagai upaya bank dalam melanjutkan perbaikan kualitas kredit yang sudah dicapai pada tahun ini.

“Sampai dengan kuartal II 2023 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2%, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5%,” tutur Direktur Utama BMRI Darmawan Junaidi pada kesempatan yang sama.

Sementara itu, Bank Mandiri juga mencatatkan posisi nonperforming loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53% per Juni 2023, turun 94 basis poin (bps) dari Juni 2022 di level 2,47%.

Siddik memperkirakan pihaknya akan dapat melanjutkan perbaikan kualitas kredit ini secara bertahap. Lebih lanjut dia memproyeksikan angka biaya credit cost of credit (CoC) BMRI secara konsolidasi akan stabil di rentang angka 1,1-1,3%. Per 30 Juni 2023, CoC BMRI tercatat sebesar 1,19% atau menurun 23 bps.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Erick Thohir Beri Sinyal Merger BUMN Karya Dikebut Tahun Ini

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts