Stok Kurang! Harga Beras di Kalteng Tembus Rp18.800/Kg


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Kenaikan harga beras yang terus terjadi beberapa hari terakhir membuat Bank Indonesia (BI) semakin intens terlibat memastikan supaya tekanan inflasi tidak semakin tinggi ke depan, terutama inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.

Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, inflasi beras ini telah berdampak sekitar 0,64% kenaikannya terhadap inflasi umum. Bobotnya terhadap survei biaya hidup (SBH) pun mencapai 3,43% sendiri, sehingga mendongkrak inflasi volatile food hingga 7,22% lebih tinggi dari bulan sebelumnya 6,73%.

“Pada Januari kemarin inflasi dia berdampak 0,64% kenaikan month to month nya. Akibatnya, ini dia bobotnya 3,43% sekarang kalau pakai SBH 2022,” tegas Aida saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Aida mengatakan, berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan BI, harga beras memang tinggi di sejumlah wilayah. Misalnya, di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp 12.947/kg, serta Kalimantan Tengah mencapai Rp 18.800/kg.

Menurutnya Aida, penyebab lonjakan harga beras ini di antaranya masih berasal dari efek el-nino atau fenomena cuaca panas berpanjangan, tercermin dari indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) yang moderat dengan intensitas hujan yang belum senormal Januari tahun lalu.

“Saat sekarang sudah ada musim hujan tapi baru 70% di compare dengan Januari tahun lalu sudah 77%. Ini akibatnya ada pergeseran periode tanam beras, sekarang mulai di Januari untuk di daerah sentral,” tuturnya.

Karena musim tanam yang bergeser, pemerintah memenuhi stok pasokan beras khusus untuk cadangan beras pemerintah atau CBP melalui impor. Aida mengatakan, posisi CBP saat ini sebesar 1,2 juta ton yang besarannya masih memadai untuk operasi pasar atau program Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP).

“Makanya pemerintah terus melakukan SPHP, operasi pasar, stabilitas pasokan harga pangan, kemudian penyaluran bantuan beras Januari-Maret dilanjutkan April-Juni kemudian panen karena ada pergeseran biasanya kita April bergeser selesai ini bulan Mei,” tegasnya.

Sementara itu, BI fokus menggelar gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) untuk menjaga stabilisasi inflasi pangan. Aida mengatakan, ini dilakukan di seluruh kantor perwakilan BI dengan aspek kepastian pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, hingga komunikasi.

“Kita kerja sama dengan Bapanas dan Kemendagri untuk hadapi Ramadhan dan hari Keagamaan Nasional. So far memang kita lihat ada kenaikan tapi mudah-mudahan under control dan kita punya targetnya volatile food tidak jauh-jauh dari 5%,” ucap Aida.

Sebagai informasi, Panel Harga Badan Pangan mencatat, hari ini harga beras premium pecah rekor ke Rp16.210 per kg, naik Rp50 dari sehari sebelumnya. Harga beras medium juga pecah rekor, naik Rp20 ke Rp14.140 per kg.

Sepekan lalu, 14 Februari 2024, harga beras premium tercatat masih di Rp15.890 per kg dan beras medium di Rp13.970 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat eceran. Data diakses pukul 13.16 WIB.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dolar AS Sudah Tembus Rp15.400, Bos BI Buka Suara!

(arm/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts