Strategi Patrick Walujo Pacu Bisnis GOTO Dekati Target Profit

Jakarta, CNBC Indonesia – Masuknya Patrick Walujo memimpin PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) memberi sinyal agresif terhadap arah bisnis emiten teknologi terbesar di Indonesia ini.

Read More

Sejumlah inisiatif baru dilakukan GoTo untuk segera mewujudkan target adjusted EBITDA positif di kuartal IV tahun ini. Salah satu yang menarik adalah upaya Patrick untuk menggenjot pendapatan dari segmen konsumen peka harga. Jumlah konsumen jenis ini di dalam ekosistem GoTo dinilai masih sangat besar dan transaksinya berpotensi untuk terus digenjot.

GoTo mengungkap sejumlah strategi untuk menggarap konsumen peka harga, di antaranya dengan menyediakan layanan GoCar Hemat, GoFood Hemat, dan GoTransit Multimodal. Melalui beragam layanan yang memberikan fleksibilitas kepada konsumen ini diharapkan transaksi dari segmen konsumen peka harga ini bisa meningkatkan potensi pasar hingga dua kali.

“Setelah membangun basis konsumen yang kuat pada kategori konsumen yang memprioritaskan kenyamanan, (convenience consumers), Perseroan akan terus memperluas basis konsumennya, tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang, dalam kalangan konsumen yang memprioritaskan harga yang memprioritaskan value for money,” demikian pernyataan resmi Patrick Waluyo dalam paparan kinerja GoTo semester I -2023 awal pekan ini.

Langkah GoTo untuk menyasar konsumen peka harga menjadi strategi untuk meningkatkan monetisasi di dalam ekosistem yang besar ini di saat terjadi rasionalisasi di pasar. Sebab, perusahaan teknologi seperti GoTO memang sudah tidak bisa lagi jorjoran membakar uang seperti sebelumnya dengan memberikan benefit yang besar namun harganya murah.

Sebenarnya konsumen peka harga saat ini juga telah ada di dalam ekosistem GoTo dan merasakan banyak pengalaman menggunakan berbagai layanannya. Hanya saja karena faktor harga, mungkin konsumen jenis ini sedikit mengerem belanja. Jika hambatan itu bisa dikurangi dan sensitivitas harga semakin kecil, jumlah belanja konsumen di GoTo berpeluang untuk naik tajam.

Pasar konsumen yang peka harga ini terbilang besar. Bahkan, kebanyakan orang Indonesia sensitif terhadap harga. Mereka mempertimbangkan betul-betul antara manfaat yang mereka peroleh dengan biaya yang mereka keluarkan. Segmen konsumen seperti ini sebetulnya termasuk dalam smart customer alias konsumen cerdas.

Sehingga strategi GoTo sebetulnya merupakan bentuk penyesuaian untuk adaptif terhadap pasar dengan membidik smart customer yang berorientasi kepada value for money,” ujarnya.

Melalui strategi ini, GoTo sebetulnya sedang memberikan fleksibilitas pilihan layanan sesuai kebutuhan konsumen. Dari sisi pemasaran, kustomisasi seperti ini penting untuk menciptakan segmen pasar yang baru, yakni segmen konsumen yang sensitif terhadap harga.

Segmen pasar yang baru ini juga akan menjadi besar dan akan menjadi sumber pendapatan baru bagi GoTo di Tengah upaya memangkas biaya tanpa mengorbankan segmen pasar yang sudah ada.

Pada kuartal kedua tahun 2023, GoTo terus mempertahankan tren positif dalam mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi beban secara menyeluruh. Di tengah pendapatan bruto yang meningkat 6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp5,8 triliun, Perseroan mampu memangkas biaya insentif dan pemasaran produk hingga sebesar 43% atau setara Rp2,7 triliun.

Margin kontribusi Grup tetap positif untuk kuartal kedua berturut-turut mencapai Rp1,0 triliun, yang merupakan 0,73% sebagai persentase dari GTV, meningkat 207 bps dibandingkan tahun sebelumnya dan 30bps dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Sesuai dengan komitmen, saat ini kami berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada tahun ini, namun mencapai titik impas bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkanlah yang harus kami capai. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan segera terlaksananya eksekusi yang tepat, serta meningkatkan total pasar potensial (TAM) untuk memperluas basis konsumen Perseroan,” tegas Patrick.

Pada kuartal kedua tahun 2023, jumlah konsumen profitabel dan profitabilitas keseluruhan per pengguna tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan konsumen profitabel berkontribusi sekitar 75% dari total GTV sebesar Rp143,7 triliun. Peningkatan keterlibatan konsumen terus meningkat, seiring tumbuhnya belanja per konsumen sebesar 42% dibandingkan tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ini Alasan GOTO Tunjuk Patrick Jadi Bos Baru

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts