penyebabsakit.com

‘Tak Ada Kenaikan Suku Bunga Lagi’, Pasar Panik Rupiah Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia – Pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo soal tidak ada kenaikan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate ternyata membuka pasar pagi ini cukup panik. Rupiah pun dibuat anjlok.

Hal ini dianggap bertentangan dengan situasi global, di mana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1-2 kali lagi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Harusnya BI jangan over confidence ya, karena tekanan eksternal masih cukup dinamis,” ungkap Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/2/2023)

Sebagai catatan, BI mulai menaikkan suku bunga acuan sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Secara total, kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis points (bps) menjadi 5,75%.

Suku bunga Deposit Facility dinaikkan sebesar 225 bps menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,50%.

“BI mungkin sekarang tahan suku bunga, tapi begitu ramadhan-lebaran inflasi pangan dan sisi permintaan mulai naik tidak menutup kemungkinan BI akan naikan bunga sebesar 25-50 bps,” terang Bhima.

“Kalaupun BI pede tidak naikan bunga, maka sebaiknya kebijakan DHE yang wajib ditahan langsung di implementasikan sehingga ada penguatan kurs tanpa perlu suku bunga yang agresif,” tegasnya.

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,11% ke Rp 15.170/US$. Depresiasi kemudian bertambah menjadi 0,24% ke Rp 15.190/US$ pada pukul 9:11 WIB.

Dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Perry menegaskan, bahwa suku bunga acuan di level sekarang sudah cukup untuk mengantisipasi ekspektasi inflasi ke depan. Maka dari itu tidak diperlukan lagi kenaikan suku bunga acuan.

Sementara dampak kenaikan suku bunga acuan AS akan terasa di nilai tukar. Akan tetapi melalui berbagai kebijakan rupiah dinilai akan terus menguat.

Hal ini terbukti lewat sederet kebijakan BI pada akhir tahun dan mendorong penguatan rupiah. Aliran dana asing mengalir deras ke dalam negeri (inflow) di tengah masih tinginya ketidakpastian.

“Buktinya apa? kan udah US$ 6 miliar masuk year to date (ytd) loh ini US$ 6 miliar. Nah oleh karena itu kuncinya rupiah akan menguat dan apresiasi seperti itu,” ungkap Perry, Kamis (16/2/2023)

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Indeks Dolar Masih Perkasa, Rupiah Bisa ke Atas Rp 15.700/USD

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version