Tebak Nasib Rupiah! Dolar AS Bisa ke Rp14.000 atau Rp16.000?

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah terbang jauh dari level kisaran Rp 14.000. Level itu terakhir tersentuh pada 27 Juli 2023 di posisi Rp 14.995, lalu pada 28 Juli telah terbang ke Rp 15.090 hingga tembus Rp 15.400 pada 21 September, berdasarkan data Revinitif.

Read More

Kalangan ekonom Indonesia pun memandang, rupiah akan sulit kembali ke level kisaran Rp 14.000 saat ini, meski peluangnya masih ada. Karena masih besarnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat kebijakan suku bunga acuan bank sentral negara maju, sehingga aliran modal asing terbatas ke negara-negara berkembang.

Ini sebagaimana disampaikan Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya Indrastomo. Hingga akhir tahun, ia menganggap rupiah akan terus bergerak di level Rp 15.000 dengan level supportnya pun paling tinggi di level Rp 14.782 dan resistance di level Rp 15.993 per dolar AS.

“Tapi relatif akan stabil meski cenderung melemah sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, outflow nonresiden, di tengah antisipasi kebijakan yang saat ini sudah dilakukan,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/9/2023).

Kepala Ekonom BCA David Sumual bahkan menilai, level Rp 15.200-15.300 per dolar AS kini bahkan menjadi level fundamental bagi rupiah. Sebab, faktor penekannya seperti harga minyak mentah dunia tengah bergejolak tinggi, diiringi dengan minimnya aliran modal portofolio asing,

Jika rupiah tiba-tiba bergerak terus hingga tembus ke level kisaran Rp 14.500 per dolar AS pada Mei 2023 menurutnya malah overvalue atau melebihi faktor fundamentalnya. Sebab, pasar keuangan global tengah bergejolak meski ekonomi domestik masih stabil dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan inflasi terjaga di level 2%-4%.

David pun menilai rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.200-15.500 per dolar AS sampai akhir tahun ini. “Fundamentalnya sebenarnya sekitaran sekarang ya, Rp 15.200-15.300,” tegas David.

“Ya karena dalam kondisi sekarang juga kita lihat pemain-pemain di pasar modal kecenderungannya juga profit taking di pasar obligasi maupun saham. Rupiah mungkin dalam jangka pendek masih kecenderungan tertekan ya, apalagi minyaknya lagi menggila, korelasinya rupiah erat juga dengan minyak,” ucapnya.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede juga menyatakan hal serupa. Ia memandang, hingga akhir tahun rupiah sulit kembali ke level Rp 14.000, melainkan hanya bergerak di kisaran rentang Rp 15.100-15.300 per dolar AS.

“Mempertimbangkan bahwa setelah The Fed memberikan guidance arah suku bunga Fed ke depannya terutama pada tahun 2024, risk sentiment cenderung membaik sehingga mendorong capital flow ke emerging market termasuk Indonesia,” ujarnya.

Senada, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menganggap, di tengah nilai kepemilikan investor asing di surat utang negara yang juga anjlok dari Rp848.68 triliun (15.42% dari total) pada 05 September 2023 menjadi Rp836.01 triliun (15.33% dari total) pada 19 Sep 2023. Rupiah masih akan terus bergerak di kisaran Rp 15.235-15.409 pada bulan ini. Karena indeks dolar DXY juga terus menguat.

“Rupiah masih rentan melemah terhadap US$ jika terjadi aksi jual investor asing di pasar keuangan domestik merespon sentimen global dari hasil rilis data ekonomi Amerika Serikat maupun ekspektasi kenaikan bunga the Fed di sisa periode tahun ini,” ucap Myrdal.

Lain halnya dengan Ekonom Senior Bank Mandiri, Faisal Rachman. Ia meyakini ada peluang apresiasi terhadap rupiah pada penghujung tahun ini, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan ditutup pada level Rp 14.800-14.900 pada akhir 2023.

Faisal menjelaskan, faktor yang mendukung penguatan itu ialah semakin jelasnya arah kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sekali lagi pada November 2023. Setelah ada kepastian itu, tentu menurutnya investor akan semakin percaya diri untuk mengucurkan modalnya ke negara berkembang.

“Aliran masuk mungkin akan masuk di November 23 ini. Jadi ada peluang apresiasi di penghujung tahun. Kita masih lihat rupiah akan ditutup pada level Rp14.800-14.900 pada akhir tahun 2023,” ungkap Faisal.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Penguatan Rupiah Tertunda Gegara Amerika, Loh Kok Gitu?

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts