Tekanan Aksi Jual Bikin Saham GOTO Makin Turun & Sentuh Rp 71

Jakarta, CNBC Indonesia– Saham emiten teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau sudah diperdagangkan di level psikologis Rp 80 per saham pada perdagangan sesi II Kamis (12/10/2023).

Read More

Per pukul 14:49 WIB, saham GOTO ambles 3,8% ke posisi Rp 76/saham. Bahkan, saham GOTO sempat ambles 10,13% ke posisi harga Rp 71/saham sekitar pukul 14:30 WIB.

Saham GOTO pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 38.096 kali dengan volume sebesar 5,5 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 419,4 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 91,31 triliun.

Saham GOTO sempat masuk ke dalam jajaran 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun kini, GOTO sudah keluar dari jajaran 10 besar dan kini berada di jajaran 20 besar.

Dari rekor kapitalisasi pasar GOTO yang mencapai Rp 474 triliun pada Juni 2022 hingga hari ini, maka kapitalisasi pasar GOTO sudah menyusut hingga Rp 383 triliun.

Amblesnya saham GOTO terjadi di tengah rencana perseroan yang akan melakukan Penambahan Modal dengan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atauprivate placement, dengan menerbitkan 17,04 miliar saham baru.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, penerbitan saham baru yang dilakukan GOTO membuat total saham ditempatkan dan disetor penuh setelahprivate placementmencapai 1,2 triliun lembar.

Dalam aksi korporasi tersebut, International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group menjadi investor. Tidak hanya IFC, ada pula firma investasi asal AS yaitu Franke & Company yang akan menjadi investor GOTO.

Adapun nilai investasi dalam aksi korporasi kali ini mencapai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Mengacu pada dokumen siaran pers yang dipublikasikan perseroan, IFC akan menggelontorkan dana sebesar US$ 125 juta, sedangkan sisanya US$ 25 juta didapat dari Franke & Company.

Investasi dari lembaga pembangunan global terbesar dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang ini dilakukan dengan tujuan mendorong inklusi keuangan dan keberlanjutan di Indonesia.

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan kesepakatan yang diumumkan pada Selasa pekan lalu menegaskan komitmen bersama dalam memperluas manfaat ekonomi digital dan menjawab tantangan perubahan iklim.

Investasi strategis IFC di GoTo juga merefleksikan visi bersama dalam meningkatkan akses dan peluang di Indonesia. Hal ini juga menegaskan posisi terdepan GoTo dalam praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) di kawasan ini, serta reputasi global IFC sebagai pendukung praktik terbaik LST.

“Kami bangga dapat bermitra dengan IFC, yang merupakan pemimpin di bidang pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan bersama kedua belah pihak untuk mewujudkan dampak signifikan bagi masyarakat dan bumi,” jelas Patrick, dalam siaran pers, Selasa (3/10/2023).

Adapun dana dari private placement ini, seperti yang telah disetujui sebelumnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan tahun 2023, akan dimanfaatkan untuk modal kerja GOTO dan anak perusahaan, termasuk untuk mengembangkan inisiatif terkait kendaraan listrik dan inklusi keuangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Saham GOTO Ambles Ke Bawah Rp 100, Ada Apa?


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts