Tekanan Berkurang, Rupiah Bakal Tangguh Bak Ramalan Bos BI?

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah makin perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) berkat inflasi Tanah Air yang diproyeksi semakin terkendali sejalan dengan tekanan eksternal yang mulai mereda.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,2% terhadap dolar AS di posisi Rp15.255/US$ pada Selasa (29/8/2023), meskipun di tengah perdagangan sempat melemah hingga Rp15.275/US$.

Read More

Penguatan tersebut memperpanjang tren penguatan hari sebelumnya (28/8/2023) yang juga melonjak 0,03% ke angka Rp15.285/US$.


Penguatan rupiah disinyalir berkat optimisme pelaku pasar akan proyeksi inflasi dalam negeri yang semakin terkendali. Inflasi periode Agustus 2023 diketahui akan dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir pekan ini.

Sebagai informasi, inflasi pada periode Juli 2023 berada di 3,08% secara tahunan atau year-on-year (yoy), sementara inflasi inti tumbuh 2,43%. Perkirakan inflasi pada Agustus masih akan sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) pada rentang 2% – 4%.

Proyeksi Inflasi yang tetap terkendali sesuai target bank sentral juga akan disertai perkiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif yaitu 4,7-5,5%. Berkat itu, BI memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat pada 2024 mendatang, lebih dari tahun ini. Dolar AS akan bergerak pada rentang Rp14.600 – 15.100 sepanjang tahun.

“Kami perkirakan nilai tukar rupiah tahun ini di kisaran Rp14.800-15.200 dan tahun depan menguat 14.600-15.100,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, du Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Lebih lanjut Perry juga memperjelas stabilitas rupiah akan meningkat sejalan dengan implementasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) dimana eksportir wajib menempatkan dolar AS ke dalam negeri dalam jangka waktu tertentu. Dengan begitu, cadangan devisa ditargetkan bisa naik US$ 8 – 9 miliar per bulan.

Beralih ke eksternal, ketidakpastian terhadap kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang potensi masih hawkish nampak sudah mulai di priced in. Pelaku pasar nampaknya sudah mulai mengalihkan perhatian dari seberapa besar kenaikan suku bunga menjadi seberapa lama era suku bunga tinggi akan dipertahankan the Fed.

Data pasar tenaga kerja negeri Paman Sam juga terlihat mulai ada pelemahan, semalam (29/8/2023) Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis jumlah lowongan kerja per Juli 2023 sebesar 8,82 Juta, turun dari bulan sebelumnya sebesar 9,16 juta. Jumlah tersebut bahkan mencapai yang terendah sejak Maret 2021.

Bagi pasar tenaga kerja, turunya jumlah lowongan kerja memang berdampak negatif, tetapi bagi prospek kebijakan the Fed ini bisa menjadi kabar gembira. Pasalnya, ketika pasar tenaga kerja mulai melemah, inflasi juga bisa ikut turun akibat daya beli masyarakat yang melemah.

Pekerjaan sangat erat kaitanya dengan gaji yang menjadi faktor utama daya beli masyarakat sekaligus inflasi. Ketika inflasi bisa semakin melandai, kebijakan the Fed juga potensi bisa berubah menjadi tidak akan terlalu agresif.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah sudah berhasil menembus ke bawah empat garis rata-rata atau moving average selama 20, 50, 100, dan 200 jam. Ini menunjukkan pergerakan mata uang Garuda yang semakin menguat melawan dolar AS.

Apabila pergerakan rupiah masih lanjut turun ke bawah, ada potensi penguatan terdekat bisa mencapai support di Rp15.240/US$, posisi ini diambil dari horizontal line berdasarkan low candle 24 Agustus 2023.

Sementara itu, tetap perlu dicermati resistance sebagai target pelemahan terdekat untuk antisipasi pembalikan arah di posisi Rp15.285/US$ yang bertepatan dengan moving average 200 (MA200).




Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


IHSG & Rupiah Kompak Ambles Jelang Rapat Penting The Fed

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts