Jakarta, CNBC Indonesia – PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dirumorkan akan menggelar aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement demi masuknya Grup Salim ke emiten kontraktor tambang tersebut.
Hal tersebut diperkuat dengan keterbukaan informasi DEWA pada 19 Oktober 2023 yang menjelaskan, perusahaan akan melakukan audit atas Laporan Keuangan yang berakhir pada 30 September 2023 alias per kuartal III 2023.
Dalam penjelasan ke bursa, manajemen menyebut, audit laporan keuangan perseroan bertujuan untuk persiapan Laporan Keuangan Auditan yang berakhir pada 31 Desember 2023 dan tujuan lainnya.
“Sesuai ketentuan maka Laporan Keuangan tersebut akan kami sampaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2023,” tulis pihak DEWA dalam keterbukaan informasi, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (1/11/2023).
Lazimnya, suatu emiten akan melakukan audit laporan keuangan kuartalan apabila emiten tersebut akan melakukan aksi korporasi jumbo.
Aksi private placement DEWA tersebut menyebutkan bahwa Grup Salim akan masuk dan menyetor modal hingga sekitar Rp 1,8 triliun.
Meskipun demikian, karena jumlah modal yang disetor bersifat jumbo maka penerbitan saham baru via private placement itu disebut-sebut akan melebihi 10% dari modal ditempatkan dan disetor.
Diketahui, regulasi pasar modal melarang aksi korporasi Private Placement yang melebihi 10% modal yang ditempatkan, sehingga aksi korporasi jumbo kali ini akan membutuhkan lampu hijau terlebih dahulu dari regulator.
Secara preseden, sudah ada emiten yang pernah melakukan aksi korporasi private placement jumbo di atas 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Tentunya PP dilakukan setelah mendapat lampu hijau dari regulator. Beberapa emiten tersebut diantaranya PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP).
Saat ini, Grup Salim sudah masuk ke dua emiten yang terafiliasi Grup Bakrie, yakni emiten batu bara BUMI dan anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan DEWA disebutkan menjadi target Salim selanjutnya.
Di BUMI, Grup Salim masuk melalui Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL) lewat skema private placement pada Oktober tahun lalu. Mach Energy (Hongkong) Limited menguasai 45,78% saham BUMI per akhir September 2023.
Sementara, Anthoni Salim menggunakan kendaraan investasi Emirates Tarian Global Ventures SPV, untuk masuk ke BRMS dengan porsi kepemilikan terbesar di perusahaan tambang emas tersebut, yakni mencapai 25,10%.
Menyoal kinerja keuangan per semester I 2023, DEWA melaporkan laba bersih senilai Rp 12,76 miliar, atau membaik dibanding periode sama 2022 yang menderita rugi bersih sebesar Rp 118,21 miliar.
Pendapatan bersih DEWA tumbuh 26,95% secara tahunan (YoY) dari Rp2,81 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp3,47 pada periode yang sama 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
6 Saham Diramal Masuk LQ45: Ada BUMI, GGRM, ADMR
Sumber: www.cnbcindonesia.com