The Fed ‘Biang Kerok’, Harga Emas Naik Tapi Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia terpantau naik tipis saja pada perdagangan Kamis (29/6/2023). Harganya naik 0,03% ke S$ 1.908,15 per troy ons di pasar spot. Hal ini terjadi imbas pidato Powell yang memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga belum berakhir.

Read More

Pada perdagangan Jumat (30/6/2023) pukul 06:10 WIB harga emas terpantau nyaris tak berubah di bandingkan hari sebelumnya. Emas berada di posisi 1.908,23 per troy ons di pasar spot. Harganya menguat tipis.



Sejak awal Juni 2023 harga emas masih belum bisa menunjukkan trend kenaikannya, hal ini karena sentimen rencana Amerika Serikat (AS) untuk kembali menaikkan suku bunga pada periode selanjutnya.

Pernyataan hawkish Powell memperkuat suku bunga akan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas meredupkan daya tarik emas.

Powell menyarankan kemungkinan dua kenaikan suku bunga lagi ke tingkat target dana Fed, dan dia tidak melihat inflasi mereda ke target 2% hingga 2025.

Untuk diketahui, menurut alat Fedwatch CME saat ini investor sekarang melihat peluang 81% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan Juli sebelum suku bunga tetap stabil untuk sisa tahun ini. Suku bunga tinggi mencegah investasi dalam emas yang tidak menghasilkan.

Klaim pengangguran AS turun paling banyak minggu lalu dalam 20 bulan, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang juga membantu menopang produk domestik bruto pada kuartal pertama.

“Itu adalah pukulan yang membawa emas satu langkah lebih rendah dan kemudian bank sentral yang hawkish tidak membantu sama sekali,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago dikutip dari CNBC International.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan sebagian besar pembuat kebijakan bank sentral berharap mereka perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak pada akhir tahun dengan inflasi AS jauh di atas sasaran 2% dan pasar tenaga kerja yang masih sangat ketat.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga menumpulkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil, dengan ekspektasi suku bunga saat ini menempatkannya di jalur untuk mengakhiri kuartal di wilayah negatif untuk pertama kalinya sejak September 2022.

Pelaku pasar sekarang menunggu data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk Mei pada hari Jumat. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PCE inti, pengukur inflasi yang disukai Fed, menjadi 4,7% dari tahun ke tahun, jauh di atas target 2% Fed.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


Artikel Selanjutnya


‘Pesta Pora’ Emas Dunia Selesai Dulu, Harganya Jadi Segini

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts