The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga September, BI Kapan?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Ekonom dan Riset United Overseas Bank (UOB) Indonesia Enrico Tanuwodjaja memperkirakan, The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuannya mulai September ini hingga akhir tahun ini.

Probabilitasnya, kata Enrico, mencapai sebanyak dua kali penurunan sebesar 25 basis points. Langkah ini, diyakini akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI).

Saat The Fed mulai menurunkan suku bunga, ia meyakini BI akan mulai menurunkan BI Rate untuk menjaga daya tahan pertumbuhan di tengah lemahnya pertumbuhan ekonomi global.

“Jadi bayangin menurut saya untuk safeplay, ya kita harus jangkar di situ, paling tidak baseline kita BI Rate harusnya stay untuk this year, tahun depan pasti akan turun karena mungkin momentum ekonomi global dirasa akan lemah,” tegasnya.

Head of Treasury Bank Commonwealth Yuriadi Sulastomo memperkirakan, ketika The Fed mulai menurunkan suku bunga acuannya pada September nanti, tidak dalam waktu yang lama BI akan mengikuti, sebab berbagai indikator ekonomi domestik menurutnya mendukung kebijakan itu, mulai dari rendahnya tekanan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang belum tinggi.

“Volatilitas rupiah ini kan sebenarnya lebih disebabkan external factor, karena perang dan data CPI (Consumer Price Index) tiga data terakhir tinggi, kalau dilihat dari faktor-faktor domestik sebenarnya kita in very good position, consumer demand masih bagus, semua masih bagus, jadi karena dua itu,” tegasnya.

“Kalau dari demand US Dollar secara seasonal Maret sampai Juni ini kan zamannya dividen repatriasi ya dari perusahaan-perusahaan multinasional, jadi karena CPI, demand kebetulan tinggi, jadi saya rasa kalau ada wacana BI harus naikin suku bunga itu harus hati-hati banget,” ungkap Yuri.

Federal Reserve tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya. Ekspektasi bank sentral AS berencana melakukan beberapa pemotongan sebelum akhir tahun tampaknya kecil kemungkinannya.

Saat ini pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni kurang dari 20%, menurut pengukuran harga pasar berjangka FedWatch CME. Perkiraan ini turun dari hampir 80% pada bulan lalu.

Kali ini, bank sentral kemungkinan akan tetap sangat berhati-hati, bahkan jika hal itu berarti mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

“Naluri saya adalah mereka sadar akan risikonya dan tidak akan melakukan pelonggaran kebijakan terlalu dini,” ungkap Mark Higgins, Senior VP Index Fund Advisors.

Dikutip dari CNBC Internasional, perkiraan pasar terhadap penurunan suku bunga sangat fluktuatif dalam beberapa pekan terakhir karena Wall Street mengikuti retorika The Fed yang berfluktuasi.

Pelaku pasar pun memperkirakan kemungkinan sebesar 71% bahwa bank sentral kemungkinan besar akan menunggu hingga bulan September, dengan peluang tersirat dari penurunan suku bunga di bulan Juli sebesar 44%, menurut ukuran FedWatch CME Group.

Mengenai penurunan suku bunga kedua, ada kecenderungan untuk melakukan penurunan suku bunga pada bulan Desember, namun hal ini masih menjadi pertanyaan terbuka.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Catat! Jadwal Terbaru Rapat Dewan Gubernur BI 2024

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts