Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat bank sentral AS (The Fed) mengisyaratkan tetap hawkish ke depannya.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,03% terhadap dolar AS di angka Rp15.375/US$ pada hari Senin (25/9/2023). Sementara indeks dolar AS (DXY) pada Senin (25/9/2023) pukul 09.00 WIB, tercatat DXY stagnan di angka 105,58 atau sama dengan penutupan perdagangan Jumat (22/9/2023) di posisi 105,58.
Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah datang dari The Fed yang masih berjuang dalam menekan inflasinya. Untuk diketahui, Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY.
Alhasil, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan yang berujung mengapresiasi indeks dolar AS (DXY) dan menekan mata uang lainnya.
Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.
Kendati demikian, dari dalam negeri, transaksi Bank Indonesia (BI) pada 18 – 21 September 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,67 triliun terdiri dari jual neto Rp1,03 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp1,38 triliun di pasar saham dan beli neto Rp1,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Hal ini dapat memberik angin segar dan menjadi indikasi bahwa pekan lalu terjadi capital inflow ke pasar keuangan domestik.
Selain itu, pekan lalu juga menjadi pekan perilisan suku bunga untuk 11 bank sentral di dunia, termasuk Indonesia dan AS.
Kubu MH Thamrin memutuskan untuk menahan suku bunga acuan sebesar 5,75% pada pekan lalu.
Keputusan tersebut sudah diperkirakan pelaku pasar. Namun, dengan kebijakan The Fed yang masih bisa hawkish, BI diperkirakan akan mengundurkan kebijakan longgarnya.
Bila BI sebelumnya diperkirakan sudah akan memangkas suku bunga pada kuartal I-2024 maka ekonom dan analis kini memperkirakan BI baru akan bisa memangkas suku bunga paling cepat pada kuartal II-2024.
Dengan pelonggaran yang mundur maka stimulus ekonomi dari suku bunga yang lebih rendah belum bisa dinikmati ekonomi Indonesia dalam waktu dekat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rupiah Perkasa, Akhirnya Dolar Say Good Bye Rp 15.300
(rev/rev)
Sumber: www.cnbcindonesia.com