Tiba-tiba Rontok 1,45%, Begini Potensi Nasib IHSG ke Depan

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah ambles hingga 1% pada perdagangan sesi I Rabu (14/10/2023). Pada titik terendah perdagangan intraday sesi I, IHSG sempat ambruk 1,45% ke 6.839,86.

Read More

Pada saat bersamaan, rupiah terpantau anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah menembus level psikologis Rp15.600/US$ dan bahkan menyentuh angka Rp 15.630/US$ atau melemah 0,35%.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas pun memandang ambruknya IHSG, selain karena pelemahan rupiah disebabkan juga dari sentimen eksternal AS. Di antaranya, laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) yang lebih tinggi dari perkiraan.

“Laporan JOLTS yang lebih tinggi dari perkiraan menghancurkan selera risiko investor. Karena kekhawatiran bahwa suku bunga Federal Reserve akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Shin saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).

Kiwoom Sekuritas pun meramalkan IHSG akan melanjutkan tren pelemahan. Terlebih, IHSG saat ini sudah dalam tren penurunan jangka pendek.

Shin menyebut target pesimis di level 6.900 hingga 7.000, sedangkan target konservatif di level 7.050 hingga 7.100.

“Tapi untuk saat ini kita lebih ke pesimis melihat arah tren jangka pendek. Selain itu juga secara history IHSG di tahun sebelum periode pemilu cenderung negatif,” pungkasnya.

Sementara itu, Founder WH Project William Hartanto menyebut penyebab amblesnya IHSG sampai 1% mungkin bisa dibilang karena efek pelemahan rupiah. Tetapi ia berpendapat penyebab kurang cocok, mengingat rupiah sudah ada dalam tren pelemahan sebelumnya.

“Sedangkan, jika dinilai secara teknikal, pelemahan IHSG di bawah 6.900 telah mengkonfirmasi pola double top, ini pola bearish. Jadi memang ada beragam faktor yang sudah memperlihatkan potensi IHSG untuk melemah,” jelasnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).

William memandang IHSG untuk ke depannya akan melemah dalam dua support, yakni pada level 6.823, dan berikutnya 6.754. Namun, ia melihat masih ada potensi IHSG utk menguat di bulan ini.

Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memandang bahwa indeks bisa mencapai level 7.800 pada akhir tahun.

Ia memandang bahwa ambruknya IHSG hari ini disebabkan oleh adanya aksirisk offdari para investor dan pelaku pasar pasca disetujuinya rancangan undang-undang temporary funding untuk menghindari adanya government shutdown di AS.

“Serta ekspektasi higher-for-longer interest rates di AS. Hal ini juga yang mendorong penguatan USD serta penurunan harga emas. Kami melihat volatilitas di pasar masih akan berlangsung hingga ada suplemen baru yang mendorong penguatan IHSG,” katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Gak Jadi Merah, IHSG Sesi I Ditutup Menguat 0,24%

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts