Tok! The Fed Tahan Suku Bunga, Masih Ada Potensi Naik 2 Kali

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25%. Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini.

Read More

Ditahannya suku bunga acuan The Fed ini sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, harapan pasar untuk melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat harus dikubur dalam-dalam.

“Menahan suku bunga pada saat ini memungkinkan The Fed untuk menilai informasi tambahan dan dampak kebijakan moneter,” tutur The Fed dalam keterangannya usai rapat FOMC.

The Fed mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi ke depan. Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.
Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.

“Komite bersiap untuk menyesuaikan stance kebijakan moneter sesuai kebutuhan jika risiko meningkat dan bisa menghambat pencapaian target komite,” tulis The Fed.




Powell mengatakan The Fed masih perlu waktu untuk melihat sejauh mana dampak kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS.
The Fed mengatakan mereka membutuhkan waktu hingga enam pekan untuk melihat dampak kebijakan mereka sekaligus melihat perkembangan inflasi ke depan.

Powell juga menegaskan jika keputusan suku bunga ke depan sangat “hidup” dan akan ditentukan oleh perkembangan data ekonomi.

The Fed juga mengisyaratkan jika pemangkasan suku bunga masih jauh.
Karena itulah, Powell lebih memilih kata “melewatkan/skip” dibandingkan “menahan/pause” suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan ini.

Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 500 bps sejak Maret tahun lalu menjadi 5,-5,25%.
Suku bunga saat ini adalah menyamai catatan pada 2006 dan tertinggi sejak Januari 2001 (5,5%).

The Fed menargetkan inflasi AS bisa ditekan ke kisaran 2%. Target tersebut masih dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei 2023 yang tercatat 4% (year on year/yoy).
The Fed juga menargetkan angka pengangguran ke kisaran 4,1-4,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran saat ini yang tercatat 3,7% pada Mei.

“Dampak penuh dari kebijakan ketat kami belum sepenuhnya terasa,” imbuh Powell.
The Fed juga akan tetap memonitor perkembangan kredit perbankan setelah kebijakan hari ini. Pasalnya, suku bunga tinggi bisa semakin menekan permintaan kredit.

Sektor perbankan AS juga diguncang oleh krisis pada Maret lalu dengan ditutupnya tiga bank regional mereka, yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvegate Bank.
“Kredit yang ketat sepertinya sudah membebani aktivitas ekonomi, inflasi, serta tenaga kerja,” tutur The Fed.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Pejabat The Fed Beri Warning Lagi soal Suku Bunga, Apa Itu?

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts