Trafik Penumpang Naik, Rugi Garuda Turun 50,91%

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten maskapai milik BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan penurunan rugi bersih pada kuartal I tahun 2023 sebesar 50,91 % menjadi US$ 110,03 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2022 lalu sebesar US$ 224,14 juta.

Read More

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.

“Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamen operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator penting pada kinerja usaha baik dari sisi EBITDA, cash flow hingga peningkatan trafik penumpang,” kata Irfan dalam keterangan resminya, Kamis (4/5).

Irfan menjabarkan, secara grup Garuda membukukan pertumbuhan pendapatan usaha hingga 72% pada kuartal I tahun ini menjadi US$ 602,99 juta dari tahun 2022 yang sebesar US$ 350,15 juta.

Pertumbuhan pendapatan usaha ini selaras dengan peningkatan trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group pada 31 Maret 2023 yang sedikitnya berjumlah 4,5 juta penumpang atau tumbuh sekitar 60% secara tahunan dari 2,7 juta penumpang.

Menurutnya, pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada tiga bulan pertama ini menjadi outlook positif tersendiri bagi kinerja usaha di sepanjang tahun 2023.

Di tengah periode awal tahun yang dikenal sebagai periode low season bagi sektor industri penerbangan, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja solid pada pendapatan usahanya dengan kinerja operasional yang semakin komprehensif melalui pembukuan arus kas positif (cash flow) di mana perusahaan berhasil mencatatkan komposisi pencatatan kas masuk yang lebih besar dibandingkan beban operasi.

“Capaian ini menjadi langkah berkesinambungan dan awal transformasi kinerja yang secara konsisten menunjukan outlook positif dari upaya perbaikan kinerja usaha yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini juga menjadi tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi perusahaan pada tahun 2022 lalu, dimana atas capaian restrukturisasi tersebut Garuda Indonesia secara kinerja operasi juga membukukan kinerja positif dalam kaitan laba usaha yang turut dikontribusikan oleh pencatatan laba buku hasil restrukturisasi”, jelasnya.

Adapun pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I-2023 tersebut ditunjang oleh capaian pendapat penerbangan berjadwal US$ 506,82 juta yang tumbuh sebesar 87% serta komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50% menjadi US$ 83,35 juta pada tiga bulan pertama di tahun 2023 ini.

Lebih lanjut hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92% yakni menjadi US$ 71 juta atau membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di tahun 2022 sebesar US$ 37 juta.

Sejalan dengan kinerja usaha yang semakin solid tersebut, Garuda Indonesia pada akhir Maret 2023 lalu juga telah menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp 255 juta.

Pemenuhan kewajiban tersebut sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan. Penyelesaian kewajiban Garuda Indonesia tersebut telah dirampungkan terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp 255 juta, dengan total nilai tagihan yang dibayarkan mencapai hingga Rp 15.432.720.782.

Menurutnya, hal itu menjadi penanda penting atas capaian akselerasi kinerja usaha yang semakin solid, khususnya dalam menjalankan misi transformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile dan adaptif serta memenuhi kewajiban usahanya kepada seluruh kreditur.

“Hal tersebut yang ke depannya akan terus kami selaraskan dengan komitmen terhadap kreditur sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian di mana Perusahaan juga telah membukukan ketersediaan sinking fund yang proporsional sebesar US$61 juta hingga akhir Kuartal 1-2023 dalam kaitan pemenuhan kewajiban usaha seperti yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian PKPU,” sebutnya.

Irfan menambahkan, dari aspek operasional Garuda Indonesia sebagai mainbrand juga terus mencatatkan pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpangnya yang tercatat tumbuh sebesar 98,2% pada kuartal I-2023 menjadi 1,8 juta penumpang.

Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional yang signifikan tumbuh lebih dari 438 % dimana pada kuartal I-2023 ini, perseroan mencatatkan angkutan penumpang penerbangan internasional sebesar 363 ribu orang dari sebelumnya berjumlah 66 ribu penumpang pada kuartal 1-2022.

Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72% menjadi 1,4 juta penumpang.

“Di tengah fase transformasi kinerja yang terus dioptimalkan, kami optimistis outlook kinerja yang saat ini terefleksikan melalui capaian kinerja usaha di kuartal I-2023 ini dapat menjadi fondasi penting atas langkah akseleratif kinerja usaha yang kedepannya akan terus kami optimalkan memaksimalkan momentum transformasi kinerja secara on the track,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Pengumuman! Suspensi Saham GIAA Bakal Dicabut, WSBP Kapan?

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts