Turunkan Biaya Logistik, Pelindo Bikin Ini di Kuala Tanjung


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan BUMN, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menggenjot pengembangan kawasan industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung agar menjadi hub logistik dan rantai pasok di Sumatera bagian Utara.

Direktur Utama Subholding PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) Joko Noerhudha mengatakan, upaya yang diambil perseroan untuk mempercepat pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) dibangun dan dikelola oleh anak usahanya, PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK).

Kawasan yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara ini hanya berjarak satu kilometer dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Tahun lalu, PT PPK sudah membebaskan lahan seluas 57 hektare dalam satu hamparan. Mulai awal Tahun 2024, PT PPK akan fokus pada pekerjaan pembersihan lahan dan pematangan lahan yang sudah dibebaskan.

“Ini merupakan tahap pertama dari tiga fase pengembangan KIKT,” ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (1/2).

Ia melanjutkan, dua fase berikutnya adalah pekerjaan pembangunan pintu gerbang dan jalan masuk, serta fase pekerjaan infrastruktur dasar.

Sementara, Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono mengatakan, bersamaan dengan pengembangan kawasan industri tersebut, PT PPK juga mempromosikan dan memasarkan KIKT melalui berbagai forum kegiatan investasi. Selain itu, pengiriman barang ke pelabuhan maupun dari pelabuhan juga jauh lebih cepat.

“Pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi additional cost yang dikeluarkan untuk transportasi,” ungkapnya.

Arif Suhartono menjelaskan, Pelindo akan terus mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang. “Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan,” kata Arif.

Untuk mengembangkan KIKT, Pelindo mengambil sejumlah langkah strategis. Di antaranya, pelindo berencana meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI) sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, PT Pelindo memiliki 20% saham di PT PTI.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan ini memiliki tanki timbun dengan kapasitas total sebesar 100 ribu metrik ton (MT). Sejak akhir November 2019, PT PTI resmi menjadi Penyelenggara Pusat Logistik Berikat.

“Status ini akan menguntungkan pelanggan karena berbagai fasilitas dan kemudahan, terutama di bidang kepabeanan dan perpajakan,” sebutnya.

Selain itu, kata Arif menjelaskan, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan PT IBC (PT Indonesia Battery Company), dan kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. (China).

Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, yang mengelola pelabuhan dan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT. Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah.

Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub. Potensi pasarnya memang sangat besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel.

Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya adalah PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas. Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.

Apalagi, Kuala Tanjung sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Jaraknya hanya sekitar 43 kilometer. Sejumlah perusahaan sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia.

Saat ini, KEK Sei Mangkei sudah terhubung dengan Kuala Tanjung melalui jalur kereta api dan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat. Jalur kereta api ini merupakan hasil kerja sama PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Pelindo (Persero) dan PTPN III (Persero). Jalan tol dan jalur kereta api tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Utara yang baru.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BUMN Ini Mau Rampingan Anak Usaha, Dirut Janji Tak Ada PHK

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts