Usai Melesat Tiga Hari Beruntun, Harga CPO Kehabisan Bensin

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau melemah di sesi awal perdagangan awal pekan Selasa (4/7/2023) mematahkan penguatan 3 hari beruntun sejak perdagangan 28 Juni pekan lalu.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 0,93% ke posisi MYR 3.948 per ton pada pukul 08:30 WIB. Meskipun melemah, harganya masih melesat ke level 3.900 sekaligus menjadi level tertinggi sejak 15 Maret.

Pada perdagangan Senin (3/7/2023) harga CPO juga melesat 5,17% ke posisi MYR 3.985 per ton. Dengan ini, penurunan terpangkas menjadi 4,53% secara tahunan.


Melemahnya harga CPO dipicu oleh penguatan tajam tiga hari betuntun. Wajar saja, harganya ‘ambil nafas’ sebentar. Hal ini terjadi mengikuti reli tajam pada minyak nabati saingannya yakni soyoil di tengah kekhawatiran atas penanaman dan inventaris AS yang lebih kecil.

Minyak kelapa sawit mendapatkan dukungan yang sangat dibutuhkan dari minyak kedelai di tengah ekspor yang lebih lambat dari Malaysia dan beberapa peningkatan produksi sejak Mei, kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan Juni turun 6,9%, surveyor kargo Intertek Testing Services mengatakan pada hari Jumat. Surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia, mengatakan ekspor naik 0,6%.

Departemen Pertanian AS (USDA) pada Jumat (30/6/2023) melaporkan penanaman kedelai 2023 yang jauh lebih rendah dari perkiraan dan persediaan 1 Juni, meningkatkan kekhawatiran atas pasokan dunia dan memicu kenaikan harga kedelai dan minyak kedelai.

Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,7%, memperpanjang reli 7,3% di sesi sebelumnya. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 6%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 4,9%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Di sisi lain, utusan Rusia untuk PBB di Jenewa mengatakan tidak ada alasan untuk mempertahankan “status quo” dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang akan berakhir pada 18 Juli, kantor berita Rusia Izvestia yang dilaporkan pada Senin (3/7/2023).

India kemungkinan akan menerima curah hujan rata-rata di bulan Juli meskipun kemungkinan munculnya pola cuaca El Nino, kata seorang pejabat senior departemen cuaca, mendorong petani untuk mempercepat penanaman tanaman yang berjalan lambat karena hujan yang tidak merata di bulan Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Senyum Bos Sawit Pudar, Harga CPO Terjun Terus

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts