Utang BUMN Karya Jumbo, 5 Sahamnya Malah Pesta Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa saham konstruksi BUMN Karya dan anak usahanya terpantau bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (11/6/2023), meski sentimen dari utang yang masih besar masih berpotensi membebani saham BUMN Karya.

Read More

Berikut pergerakan sembilan emiten konstruksi BUMN Karya dan anak usahanya yang menguat pada perdagangan sesi I hari ini.










Saham Kode Saham Harga Terakhir Perubahan
PP (Persero) PTPP 570 5,56%
PP Presisi PPRE 100 3,09%
Adhi Karya (Persero) ADHI 446 2,76%
Wijaya Karya Bangunan Gedung WEGE 93 2,20%
Wijaya Karya (Persero) WIKA 384 2,13%
Adhi Commuter Properti ADCP 58 1,75%

Sumber: RTI

Hingga pukul 11:30 WIB, saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memimpin penguatan saham BUMN Karya pada sesi I hari ini, yakni melonjak 5,56% ke posisi Rp 570/saham.

Tak hanya PTPP saja, saham BUMN Karya utama lainnya seperti saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga melesat masing-masing 2,76% dan 2,13%.

Sedangkan untuk anak usaha BUMN Karya utama, ada saham PT PP Presisi Tbk (PPRE), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), dan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP).

Melesatnya saham-saham BUMN Karya terjadi meski sentimen dari utang yang masih besar masih berpotensi membebani saham BUMN Karya.

Polemik yang tengah terjadi di BUMN Karya membuat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyurati Menteri BUMN Erick Thohir. Basuki mewanti-wanti para perusahaan pelat merah tak sembarangan menggunakan duit APBN untuk bayar utang ke bank.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja. Endra mengatakan, surat tersebut berisikan pesan agar BUMN memisahkan persoalan restrukturisasi dengan proyek garapannya, terkhusus proyek strategis nasional (PSN).

“Pak Menteri (PUPR) sudah menyurati Menteri BUMN, menyampaikan ada proyek-proyek strategis nasional atau proyek-proyek prioritas. Jumlahnya hampir Rp 118 triliun. Itu yang bersumber dari APBN termasuk IKN, itu yang hanya di BUMN Karya,” kata Endra di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).

“Artinya, yang multiyears maupun yang tahun ini, multiyears itu ada yang dari 2020, 2021, artinya masih ada uangnya sekarang. Nah itu kan harusnya dipisahkan dari masalah restrukturisasi,” sambungnya.

Menurut Endra, restrukturisasi tidak semuanya atau bahkan ada yang sama sekali tidak berkaitan dengan APBN. Ia mengatakan dana dari APBN dipisahkan dari tanggung jawab BUMN ke bank.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar BUMN langsung memisahkan dana ABPN untuk proyek begitu mendapatkan suntikan dari pemerintah. Jangan sampai, ujung-ujungnya kondisi restrukturisasi ini justru jadi berimbas ke keberlangsungan proyek prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi jangan seperti itu (dicampur), nanti proyeknya nggak jadi. Padahal itu prioritas nasional dan perintah presiden. Banyak itu. Kan PSN perintah presiden. Jadi harus dipisahkan antara restrukturisasi dengan program prioritas nasional,” ujar Endra.

Sebagai tambahan informasi, sejumlah BUMN Karya tercatat memiliki utang ke bank Rp 46,21 triliun. Hal itu sempat diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Menurutnya, urusan penyaluran kredit diserahkan kepada masing-masing bank. OJK juga tak bisa banyak mengintervensi kebijakan kredit bank kepada BUMN karya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Digerogoti Utang & Skandal Korupsi, Saham BUMN Karya Longsor


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts