UU Kesehatan Disahkan DPR, Ini Kinerja & Pemilik 11 Emiten RS

Jakarta, CNBC Indonesia – Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan telah disahkan menjadi Undang-undang dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang digelar, Selasa (11/7/2023) lalu.

Dalam UU Kesehatan ini, ada 11 undang-undang di sektor kesehatan lama yang diubah. Pokok pembahasan yang disepakati Pemerintah dengan DPR berkaitan dengan berbagai upaya peningkatan kesehatan Indonesia dalam 20 bab dan 450 pasal.

Read More

Pemerintah telah melaksanakan setidaknya 115 kali kegiatan dalam rangka pelibatan partisipasi publik. Yakni, diskusi publik dengan 1.200 organisasi pemangku kepentingan dan 72 ribu peserta. Pemerintah juga menerima 6.011 masukan secara lisan dan tulisan melalui portal Partisipasi Sehat.

Saham emiten rumah sakit (RS) kompak melonjak pada perdagangan Selasa, seiring DPR mengesahkan Undang-Undang (UU) Kesehatan. Sebut saja saham RS Siloam PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) terbang 9,89% ke Rp2.000 per saham, dengan nilai transaksi Rp35,31 miliar dan volume perdagangan 18,01 juta saham.

Diikuti dengan saham PT Bundamedik Tbk (BMHS) melonjak 5,03%, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) naik 3,94%, dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) naik 2,94%.

Tak mau kalah, saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) naik 278%, PT Royal Prima Tbk. (PRIM) naik 2,27%, dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga ikut terkena efek kenaika sebesar 1,92%.

Jika pengesahan UU Kesehatan telah mendorong kinerja saham emiten rumah sakit dalam jangka pendek, bagaimana prospek ke depannya? Penting untuk mengenal dan mencermati terlebih dahulu apa saja emiten rumah sakit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berikut 11 emiten rumah sakit yang terdaftar di bursa dan sahamnya bisa dimiliki publik.

1. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA)




Foto: RS Mitra Keluarga Depok, Tempat Pasien Positif Corona Pernah Periksakan Diri. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
RS Mitra Keluarga Depok, Tempat Pasien Positif Corona Pernah Periksakan Diri. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

PT. Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) merupakan pengelola RS Mitra Keluarga. Mitra Keluarga memiliki 26 rumah sakit dengan 3.320 kapasitas tempat tidur per Juni 2022. Secara rinci terdiri dari 17 rumah sakit Mitra Keluarga dan 9 rumah sakit di bawah Kasih Group yang diakuisisi pada 2017.

Per 30 Juni 2023, pemegang saham terbesar MIKA adalah PT Griyainsani Cakrasadaya dengan kepemilikan 62,14%. Kemudian masyarakat sebesar 35,41% dan sisanya 2,38% merupakan saham treasuri.

Sepanjang tahun ini kinerja saham MIKA turun 9,72% year to date (ytd). Saat berita ini ditulis, harga saham MIKA di Rp 2.880.

2. PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL)




Dok. RS Hermina LampungFoto: Dok. RS Hermina
Dok. RS Hermina Lampung

Pengelola RS Hermina ini memiliki 44 rumah sakit dengan kapasitas 6.063 tempat tidur yang tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Per 30 Juni 2023, Pemegang saham terbesar HEAL adalah Yulisar Khiat selaku pengendali yang memiliki 11,71% saham HEAL. Pemegang saham pengendali HEAL lainnya adalah Binsar Parasian Simorangkir (5,80%), Lydia Immanuel (5,71%), dan Soepradiman (5,05%). PT Astra Internasional Tbk. (ASII) juga tercatat memegang 7,42% saham HEAL.

Sepanjang tahun ini saham HEAL turun 2,58% ytd. Saat ini harga saham HEAL di Rp 1.510.

3. PT Siloam Internasional Hospitals Tbk. (SILO)




RS Siloam (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: RS Siloam (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
RS Siloam (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pengelola RS Siloam ini memiliki 41 rumah sakit dengan kapasitas 3.693 tempat tidur yang tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku.

SILO adalah rumah sakit milik Lippo Group di mana PT Megapratama Karya Persada sebagai pemegang saham pengendali dengan 49,57% saham per 30 Juni 2023. Kemudian Prome Health Company Limited memiliki 26,18% saham.

Sepanjang tahun ini saham SILO melambung 52,38% ytd 0,29%. Saat ini harga saham SILO di Rp 1.930.

4. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME)




Dok. Omni HospitalsFoto: Dok. Omni Hospitals
Dok. Omni Hospitals

Pengelola RS Omni ini memiliki 8 rumah sakit dengan kapasitas 1.454 tempat tidur, di mana 6 merupakan rumah sakit EMC dan 2 merupakan rumah sakit GRHA.

SAME adalah rumah sakit yang berada di dalam ekosistem PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang memegang saham sebesar 77,30% dan sisanya sebesar 22,70% dipegang oleh masyarakat, menurut RTI Business per 30 Juni 2023.

Sepanjang tahun ini saham SAME meningkat 21,33% ytd. Saat ini harga saham SAME di Rp 356.

5. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ)




RS MayapadaFoto: Dok RS Mayapada Tangerang via Detikcom
RS Mayapada

SRAJ memiliki 5 rumah sakit yang bernama Mayapada Hospital dengan kapasitas 791 tempat tidur.

Emiten ini mengelola rumah sakit milik Mayapada Group melalui PT Surya Cipta Inti Cemerlang selaku pemegang saham pengendali yang memiliki sebesar 59,99% saham SRAJ. Pemegang saham pengendali lainnya adalah tidak lain dari pemilik Mayapada Group, Dato’ Sri Tahir dengan kepemilikan sebesar 0,02% dan anaknya Jane Dewi Tahir yang memegang sebanyak 0,42% saham SRAJ.

Sepanjang tahun ini saham SRAJ naik 0,76% ytd. Saat ini harga saham SRAJ di Rp 660.

6. PT Royal Prima Tbk. (PRIM)

PRIM memiliki 3 rumah sakit dengan kapasitas 1.600 tempat tidur yang berada di Medan dan Jambi.

Royal Prima didirikan pada tahun 2013 oleh Dr. I Nyoman Enrich Lister yang merupakan pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebanyak 64,55%. Kejaksaan Agung juga tercatat menggenggam 23,69% saham. Lalu publik menggenggam sebanyak 11,25%, per 30 Juni 2023.

Sepanjang tahun ini saham PRIM merosot 49,13% ytd. Saat ini harga saham PRIM di Rp 88.

7. PT Bundamedik Tbk. (BMHS)




RSIA Bunda Jakarta/dok.AlodokterFoto: RSIA Bunda Jakarta/dok.Alodokter
RSIA Bunda Jakarta/dok.Alodokter

BMHS dikenal dengan RS Bunda memiliki 5 rumah sakit yang merupakan 2 rumah sakit ibu dan anak dan 3 rumah sakit umum dengan kapasitas 478 tempat tidur. Di Jakarta, Bundamedik menyediakan teknologi medis modern di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta dan Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta.

Pemegang saham pengendali BMHS adalah Ivan Rizal Sini dengan kepemilikan sebanyak 3,24%. Mayoritas saham dipegang oleh PT Bunda Investama Indonesia dengan kepemilikan di BMHS sebanyak 57,37%.

Sepanjang tahun ini saham BMHS 6,31% ytd. Saat ini harga saham BMHS di Rp 386.

8. PT Murni Sadar Tbk. (MTMH)

Pengelola Murni Sadar Hospitals ini memiliki total 6 rumah sakit yang merupakan 5 rumah sakit Murni Teguh dan 1 rumah sakit ibu anak Rosiva dengan total kapasitas 858 tempat tidur.

MTMH dimiliki oleh keluarga konglomerat Martua Sitorus. Anaknya, Jacqueline Sitorus merupakan pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebanyak 21,15%. Kemudian PT Sumatera Teknindo juga merupakan pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebanyak 32,56%.

Sepanjang tahun ini, saham MTMH naik 2,50% ytd. Saat ini harga saham MTMH berada di Rp 1.435.

9. PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE)

CARE memiliki total 9 rumah sakit termasuk RS Mitra Husada, RS Bunda Mulia, RS Metro Hospitals, dan RS ibu dan anak.

Pemegang saham pengendali CARE adalah PT Metro Healthcare International sebesar 49,92%. Bank Julius Baer and Co Ltd Singapore tercatat memegang saham sebesar 20%. Sementara masyarakat memengang warkat/scrip sebesar 30,08%.

Sepanjang tahun ini saham CARE naik 8,19% ytd. Saat ini harga saham CARE di Rp 515.

10. PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK)

RSGK memiliki total 2 rumah sakit yakni GRHA Kedoya dan GRHA MM2100. RSGK adalah bagian dari grup SAME, di mana emiten rumah sakit tersebut sebagai pemegang saham pengendali dengan 79,84% saham.

Kemudian PT Bestama Medikacenter Investama sebesar 13,13% dan masyarakat 7,03%. Putra konglomerat The Nin King, Hungkang Sutedja juga tercatat memegang 0,35% saham RSGK.

Sepanjang tahun ini saham RSGK merosot 7,88% ytd. Saat ini harga saham RSGK di Rp 1.110.

11. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY)

PRAY merupakan pengelola Primaya Hospitals, grup rumah sakit swasta di Indonesia menargetkan segmen kelas menengah ke atas. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. melantai di bursa pada 8 November 2022 lalu.

Pemegang saham pengendali PRAY adalah PT Famon Obor Maju sebesar 46,47% dan Yos Effendi Susanto sebesar 0,77%. The Northern Trust Company S/A Archipelago Investment PTE LTD tercatat menggenggam saham PRAY sebanyak 27,15%, PT Awal Bros Citra Batam sebanyak 17,34% dan masyarakat sebanyak 8,27%.

Sepanjang tahun ini saham PRAY merosot 6,96% ytd. Saat ini harga saham PRAY di Rp 735.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Telkom Minta Restu DPR Mau Ubah Fokus Bisnis

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts