Wall Street Pesta! Meski, Moody’s Pangkas Kredit Rating Bank

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka kembali menguat pada perdagangan Selasa (8/8/2023). Penguatan terjadi di tengah sentimen negatif penurunan peringkat kredit pada beberapa bank berdasarkan ratingMoody’s.

Read More

Seluruh indeks bursa AS menunjukkan penguatan dengan penguatan tertinggi dari indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA). Data pergerakan harga dikutip dari CNBC International pukul 20.10 WIB.

Indeks DJIA menguat 1,16% ke posisi 35.473,13. Indeks Nasdaq terapresiasi 0,61% ke posisi 13.994,40 dan indeks S&P; 500 menanjak 0,90% ke posisi4.518,44.

Rilis laporan keuangan kuartal-II 2023 terus berlanjut dan menjadi faktor penggerak harga saham pekan ini.

Saham United Parcel Service (UPS) anjlok hingga sempat terkoreksi 5%, setelah perusahaan pengiriman raksasa ini mencatatkan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal kedua.Perusahaan juga menurunkan perkiraan pendapatan setahun penuh.

Perusahaan teknologi Pendidikan, Chegg, melonjak hampir 20% setelah melaporkan pendapatan kuartal kedua sebesar US$183 juta, mengalahkan perkiraan analis sebesar US$177 juta, per Refinitiv.

Musim pendapatan perusahaan sejauh ini lebih baik dari perkiraan. Sekitar 89% dari S&P 500 saham telah melaporkan hasil kuartalan. Sekitar empat perlima dari mereka telah mengalahkan ekspektasi Wall Street, menurut FactSet.

Pelaku pasar juga menantikan laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juli yang akan dirilis hari Kamis (10/8). Metrik inflasi dapat menguji kepercayaan Wall Street pada soft landing. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi secara bulanan (mom) sebesar 0,2% pada bulan Juli dan kenaikan tahunan (yoy) sebesar 3,3%.

Wall Street menunjukkan kinerja yang kuat pada perdagangan Senin kemarin. 30 saham Dow melonjak lebih dari 400 poin, atau hampir 1,2%, menjadi hari terbaiknya sejak 15 Juni.

Nasdaq Composite bertambah 0,6%, dan S&P 500 ditutup lebih tinggi sebesar 0,9%. Pekan sebelumnya, Nasdaq yang padat teknologi dan S&P 500 hancur, ambles empat hari berturut-turut.

Di tengah penguatan dua hari beruntun ini, latar belakang makro yang buruk membuat para pedagang berharap Fed dapat berhenti menaikkan suku bunga, kata Ed Moya, Analis Senior Pasar Oanda.

Serangkaian sinyal buruk membebani pergerakan pasar AS, diantaranya data neraca perdagangan yang lemah dari China, penurunan peringkat kredit dari Moody’s pada 10 bank kecil dan menengah.

UPS juga memangkas target kinerjanya, seiring penurunan permintaan dan kenaikan biaya menyusul kontrak tenaga kerja baru.

Namun, Ed Moya mengatakan latar belakang ekonomi makro global yang tiba-tiba “suram” membuat Wall Street berharap Bank Sentral AS, Federal Reserve dapat berhenti menaikkan suku bunga.

“Kemungkinan kenaikan suku bunga terus menurun untuk pertemuan FOMC September dan November, tetapi penurunan suku bunga untuk 2024 terus meningkat, kata Moya.

Investor mengharapkan kemungkinan 85,5% Fed akan mempertahankan suku bunga dan ketika pembuat kebijakan bersidang pada bulan September, menurut CME Fedwatch Tool. Mereka mengharapkan peluang 14,5% bank sentral dapat menaikkan suku bunga seperempat poin persentase lagi.

Sementara itu, pada bulan Januari, pasar memperkirakan kemungkinan 47,4% yang akan dipertahankan oleh Fed, dan kemungkinan 33,2% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Krisis Amerika Belum Reda, Bursa Wall Street Ambruk Lagi

(mza/mza)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts