Wall Street Terkoreksi! Pasar Wait & See Menanti Data Inflasi

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka melemah tipis pada perdagangan Rabu (9/8/2023). Koreksi kecil bursa AS terjadi seiring dengan sikap wait and see pelaku pasar terkait data inflasi.

Read More

Selain itu, pemberat bursa AS juga datang dari penurunan peringkat kredit pada beberapa bank berdasarkan rating Moody’s

Seluruh indeks bursa AS berada di zona merah dengan penurunan tertinggi dari indeks Nasdaq yang terkoreksi hanya 0,10%. Data pergerakan harga dikutip dari CNBC International pukul 20.37 WIB.

Indeks DJIA melemah 0,06% ke posisi 35.291,18. Indeks Nasdaq turun 0,10% ke posisi 13.870,44 dan indeks S&P 500 terkoreksi 0,03% ke posisi4.497,90.

Pergerakan ini terjadi sehari menjelang laporan inflasi AS yang sangat dinantikan. Pembacaan indeks harga konsumen untuk bulan Juli dijadwalkan untuk rilis hari Kamis.

Melansir CNBC International, Metrik inflasi dapat menguji kepercayaan Wall Street pada soft landing. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi secara bulanan (mom) sebesar 0,2% pada bulan Juli dan kenaikan tahunan (yoy) sebesar 3,3%.

Di tengah penguatan dua hari beruntun ini, latar belakang makro yang buruk membuat para pedagang berharap Fed dapat berhenti menaikkan suku bunga, kata Ed Moya, Analis Senior Pasar Oanda.

Namun, Ed Moya mengatakan latar belakang ekonomi makro global yang tiba-tiba “suram” membuat Wall Street berharap Bank Sentral AS, Federal Reserve dapat berhenti menaikkan suku bunga.

“Kemungkinan kenaikan suku bunga terus menurun untuk pertemuan FOMC September dan November, tetapi penurunan suku bunga untuk 2024 terus meningkat, kata Moya.

Investor mengharapkan kemungkinan 85,5% Fed akan mempertahankan suku bunga dan ketika pembuat kebijakan bersidang pada bulan September, menurut CME Fedwatch Tool. Mereka mengharapkan peluang 14,5% bank sentral dapat menaikkan suku bunga seperempat poin persentase lagi.

Sementara itu, pada bulan Januari, pasar memperkirakan kemungkinan 47,4% yang akan dipertahankan oleh Fed, dan kemungkinan 33,2% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase.

Penurunan juga terjadi setelah Moody’s menurunkan peringkat beberapa bank regional mengurangi sentimen investor pada Selasa. Beberapa pelaku pasar khawatir sinyal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi pasar di masa depan, tetapi yang lain mengatakan mundurnya diharapkan mengingat reli luar biasa dalam ekuitas tahun ini.

Rilis laporan keuangan kuartal-II 2023 terus berlanjut dan menjadi faktor penggerak harga saham pekan ini.

Di tengah penurunan bursa, Penn Entertainment melonjak 14% setelah perusahaan kasino mengatakan akan meluncurkan sportsbook online dengan ESPN, yang bernama ESPN Bet, musim gugur ini.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Dibuka Hijau, Emiten Supermarket Meroket

(mza/mza)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts