Wamen Tiko Sebut BUMN Ini Bisa Cuan Banyak dari Bursa Karbon


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, BUMN dapat meraup untung besar jika bursa karbon Indonesia menjadi acuan secara luas hingga tingkat global.

Menurutnya, beberapa perusahaan yang akan mendapat keuntungan di antaranya, yang bergerak di bidang kehutanan, termasuk perusahaan BUMN Perhutani. Strateginya, dengan membuka peluang potensi perdagangan karbon.

“Kita sudah luncurkan bursa karbon lokal yang harapannya secara sertifikasi bisa masuk ke skala global dengan kualitas internasional,” ujarnya dalam Seminar Nasinal Outlook Perekonomian Nasional CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat, (22/12)

Pria yang akrab disapa Tiko tersebut memaparkan, Indonesia memiliki hutan seluas 120 juta hektar. Faktor tersebut yang akan menciptakan pundi-pundi keuntungan bagi perusahaan yang berbasis lingkungan melalui perdagangan global dengan memanfaatkan nilai kredit karbon.

Peran BUMN sendiri, kata Tiko, melalui Perhutani dapat melakukan investasi untuk solusi berbasis lingkungan (nature based solution), pemanfaatan lahan (land use), dan konservasi hutan.

“Kami sekarang lakukan skema ini supaya perusahaan-perusahaan yang bergerak di perhutanan bahkan BUMN seperti Perhutani,” sebutnya.

“Nantinya bisa mendapatkan revenue dari melakukan karbon exchange secara domestik maupun global,” lanjutnya.

Selain menggali potensi bursa karbon, kata Tiko, Kementerian BUMN juga menggenjot transisi energi baru dan terbarukan dengan menciptakan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Namun, Tiko mengungkapkan, ada dua tantangan dalam menciptakan ekosistem EV, di antaranya penyediaan baterai dan meningkatkan permintaan. Saat ini, pemerintah bersama PT Aneka Tambang atau Antam dan Vale tengah membangun ekosistem baterai EV.

“Kita sedang proses bersama Vale juga, bagaimana ada 3 ekosistem baterai yang kita bangun. Tentu ini membutuhkan pendanaan dalam skala besar untuk pembangunan upstream-nya, mainstream-nya, pembangunan smelter dan sebagainya,” ungkapnya.

Tiko menambahkan, untuk menggenjot permintaan, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat dalam membeli motor maupun motor listrik atau melakukan konversi ke EV dengan memberikan sejumlah subsidi. Bahkan pemerintah juga tengah mendorong agar perbankan mulai membiayai pembelian kendaraan listrik.

“Ini sudah kita rancang berbagai skema tapi tentunya tidak mungkin tanpa dukungan pendanaan internasional terutama dengan skala besar dan tenor yang panjang,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wamen BUMN Tiko Sebut IPO PHE Tak Jadi Tahun Ini, Kenapa?

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts