55 Tahun Ga Pernah Ekspor, Produksi Nikel Vale 3% di Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengaku bahwa pihaknya mendukung kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel ke luar negeri. Hal ini perlu dilakukan agar program hilirisasi nikel bisa berjalan dengan maksimal.

Read More

Vale sendiri ujar Febriany telah 55 tahun tidak melakukan ekspor biji Nikel. Pihaknya berkomitmen mendorong hilirisasi agar investasi benar-benar terlihat dan bermanfaat untuk Indonesia

“Kami salah satu pioner industri nikel di Indonesia dan merupakan bagian dari hilirisasi sejak 1978,” ujarnya dalam acara “Nickel Conference 2023” CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (25/07/2023).

Ia mengaku saat ini kapasitas produksi Nikel perusahaan telah mencapai 3% secara global. Vale akan terus menggenjot produksi ke depan dengan memperluas kapasitas pabriknya di berbagai daerah. Dengan begitu Vale diharapkan bisa menjadi bagian dalam penguatan rantai pasok Indonesia untuk menjadi bagian dari global supply chain.

Hal ini mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang punya potensi cadangan nikel terbesar di dunia dengan total potensi 26% dari cadangan di dunia.

“Kami sangat passion dengan hal ini. Tantangan terbesar saat ini ada di area sensitif, banyak sekali keberagaman, dan kami harus tangani pertambangan dengan cara khusus,” jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bukan 11%, DPR Minta Divestasi Saham Vale Dikocok Ulang

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts