Ada Cucu Emiten Anak Sjamsul Nursalim Di Proyek Rp104 T Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah telah menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menjadi kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geostrategis dalam mendukung peningkatan investasi. Salah satunya, KEK Kura-Kura Bali dan KEK Sanur di Denpasar, Provinsi Bali.

Read More

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, investasi di KEK Kura-Kura Bali sendiri ditargetkan sebesar Rp 104,4 triliun dan mampu menyerap 99.853 tenaga kerja ketika beroperasi secara ultimate pada 2052. KEK Kura-Kura Bali juga diharapkan mampu menghasilkan devisa secara kumulatif sebesar Rp 477 triliun di tahun 2052, dengan target sebesar Rp4,6 triliun dalam lima tahun pertama.

“Berlokasi di Pulau Serangan Kota Denpasar, KEK Kura-Kura Bali dengan luas sekitar 498 Ha akan mengembangkan kegiatan pariwisata luxury berkelas internasional yang diantaranya berupa Kawasan Marina Terintegrasi, centre for exellence for education and tech park, serta lifestyle wellness center,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/1).

PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) menjadi emiten dibalik proyek tersebut. Pasalnya, Pengembang KEK Kura-Kura Bali adalah PT Bali Turtle Island Development yang memiliki memiliki saham di Goodwill Property Investment Limited.

Adapun entitas terakhirnya merupakan cucu usaha dari PT Manning Development. PT Manning Development adalah perusahaan yang menjadi pemegang saham PT Indonesia Prima Property Tbk. (OMRE).

“Tentu kawasan ekonomi ini diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur. Oleh karena itu, Bali salah satu provinsi yang dapat dua KEK, dan dua-duanya menunjang industri pariwisata. Diharapkan dengan adanya dua KEK ini, ekonomi Bali menjadi lebih sustain,” turur Airlangga.

Sebagai wujud implementasi dari UU Cipta Kerja, Pemerintah terus mengupayakan transformasi kebijakan pengembangan KEK dengan menekankan orientasi pada terwujudnya KEK yang mampu membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia.

Guna menjaga pengelolaan pengembangan KEK agar tetap seiring dengan dinamika ekonomi dan teknologi dunia, Pemerintah telah mengembangkan KEK Digital, KEK Maintenance Repair and Overhaul (MRO), KEK Pendidikan, KEK Pariwisata, dan KEK Kesehatan.

Dikutip dari berbagai sumber, OMRE semula bernama PT Triyasa Tamihan. Perusahaan berdiri pada 23 April 1983 dan sempat beberapa kali berganti nama.

Perubahan pertama terjadi pada 1990. Namanya menjadi PT Ometraco Realty. Barulah pada 1996 berubah nama jadi Indonesia Prima Property. Ini sekaligus mengukuhkan OMRE sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Sekarang, sebesar 78,24% saham OMRE dikuasai oleh First Pacific Capital Group Limited. Sisanya menjadi porsi masyarakat.

First Pacific Capital Group juga merupakan pengendali perusahaan. Belakangan diketahui, perusahaan ini bukan milik Anthoni Salim, melainkan terafiliasi dengan Grup Gajah Tunggal.

Siapa di balik First Pacific Capital justru terungkap dalam dokumen keterbukaan informasi terkait aksi borong saham OMRE 1 November kemarin. Dokumen itu ditandatangani oleh Direktur First Pacific Capital Khoo Chin Inn.

Dalam sebuah dokumen yang diperoleh CNBC Indonesia tertanggal 25 Agustus 2022, Khoo Chin Inn juga menjabat sebagai direktur di Nuri Holdings (S) Pte Ltd. Nuri Holdings merupakan pemegang 50% saham Tuan Sing Holdings Limited, perusahaan yang bergerak di bidang investasi properti.

Sementara, CEO Tuan Sing Holdings adalah William Nursalim. Ia merupakan putra dari pasangan Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim yang tak lain adalah pendiri Grup Gajah Tunggal.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Mengenal OMRE, Emiten yang Dikira Diborong Anthoni Salim

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts