Ada Kabar Buruk di Amerika, Awan Cerah Bagi Indonesia!

Jakarta, CNBC Indonesia – Awan cerah mulai menaungi pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang masih berada di zona merah. Namun, nilai tukar rupiah sudah bangkit dari keterpurukan sementara Surat Berharga Negara (SBN) kembali dilirik investor.

Read More

Ancaman resesi masih menghantui pasar global namun kabar baik dari bursa Amerika Serikat (AS) serta ekspektasi dikendurkannya laju kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS) diharapkan segera membangkitkan IHSG hari ini.

Deretan sentimen dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar hari ini akan dibahas pada halaman 4 dan 5.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (8/12/2022), IHSG ditutup melemah 14,53 poin atau 0,21% ke posisi 6.804,23. Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif IHSG. Bursa Tanah Air tersebut sudah melemah dalam enam hari perdagangan terakhir dengan total pelemahan mencapai 3,07%.

Pelemahan enam hari beruntun ini adalah kali pertama sejak 7-14 Oktober 2022.

Sebanyak 226 saham menguat, 316 saham melemah sementara 156 bergerak stagnan. Nilai perdagangan yang tercatat kemarin mencapai Rp 15,2 triliun dan melibatkan 23,1 miliar saham.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 2,02 triliun atau jauh lebih besar dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 1,68 triliun.


Sektor energi, dan barang konsumen non-primer menjadi pendorong utama pelemahan IHSG hari ini masing-masing sebesar 2,50%, dan 0,80%, secara berurutan.

Lagi-lagi, saham emiten teknologi membebani pergerakan IHSG dengan melemah 0,89%. Sektor kesehatan menyusut 0,79% sementara konsumsi primer melemah 0,64%.

Salah satu saham dengan penurunan tertajam adalah PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Pada perdagangan kemarin, saham GOTO anjlok 6,54%. Dengan demikian, saham tersebut sudah anjlok selama 14 hari perdagangan secara beruntun dengan total pelemahan mencapai 54,9%.

Menanggapi ambruknya saham mereka, manajemen GOTO menggelar konferensi pers kemarin. Menurut mereka ada tiga alasan mengapa saham GOTO anjlok setelah periode lock up. Presiden GoTo Group Patrick Cao menjelaskan setelah periode lock-up, ada kenaikan dalam jumlah saham yang beredar di pasar, yang mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham.

Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain, investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan. Kemudian, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.

IHSG juga terkoreksi karena meningkatnya ancaman resesi global akibat dari kebijakan moneter ketat. Sejumlah CEO dari lembaga multinational memperingatkan mengenai ancaman tersebut.  Misalnya, CEO Bank of America Brian Moynihan yang memperkirakan ekonomi AS akan terkontraksi pada kuartal I-III tahun depan sebelum tumbuh positif pada kuartal IV-2022.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts