Anak Usaha BUMI Ini Pasok Energi ke China Hingga Jepang

Kalimantan Selatan, CNBC Indonesia – PT Arutmin Indonesia sebagai anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan selain memasok kebutuhan batu bara dalam negeri, perusahaan juga mengekspor batu bara terutama untuk kebutuhan di China, India, dan Jepang.

Read More

Kepala Teknik Tambang dan Mine Manager Arutmin, Cipto Prayitno mengungkapkan perusahaan mengekspor batu bara khususnya batu bara kalori rendah ke China dan India untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

“Kalau ekspor ke China gitu ya. Tapi kalau yang high calori itu ke Jepang biasanya. Kalau yang low calori biasanya ke China, ke India ya,” terang Cipto saat ditemui di Kantor Arutmin Batulicin, Kalimantan Selatan, dikutip Kamis (26/10/2023).

Selain itu, Cipto mengungkapkan batu bara dengan kalori tinggi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri seperti baja. Dia mengatakan pihaknya juga mengekspor batu bara kalori tinggi ke Jepang untuk kebutuhan industri baja di Negeri Matahari Terbit tersebut.

“Kalau yang low calori biasanya PLTU, kalau high calori itu ada industri di Jepang itu ada juga yang power plant juga, ada yang mungkin kayak yang untuk boiler mereka, atau untuk steel (baja) mereka,” tambahnya.

Selain itu, Cipto mengungkapkan perusahaan menargetkan produksi batu bara tahun ini mencapai 24 juta ton. Dia mengatakan produksi tersebut berasal dari lima lokasi pertambangan yang dimiliki Arutmin yakni pertambangan Asam-asam, Kintap, Satui, Batulicin, dan Senakin.

“Paling banyak ada di Kintap dia hampir 8 jutaan (ton batu bara) per tahun. Kalau di Asam-asam sekitar 5-6 juta (ton), di Satui itu sekitar 6 juta (ton) juga, kalau di sini (Batulicin) kan 7,5 juta (ton), Senakin 1,5 jutaan (ton) lah,” ujar Cipto.

Adapun, untuk tahun 2024 mendatang, Cipto klaim target produksi batu bara tidak akan jauh berbeda dengan target tahun ini. “Tahun depan juga sekitar 24 juta juga,” bebernya.

Dia mengatakan produksi batu bara tahun ini dilokasikan untuk kebutuhan domestik sebanyak minimal sebesar 25% dari total produksi perusahaan. Dia menyebutkan untuk tahun ini perusahaan mengalokasikan produksi hingga 8 juta ton untuk Domestic Market Obligation (DMO).

“Kami sudah ada kontrak jangka panjang dengan PLN itu sudah bisa dipenuhi DMO-nya nah untuk PLN sekitar 7-8 juta per tahun jadi kan sudah lebih dari 25%, ya nah itu nggak ada masalah,” tandasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pendapatan Bumi Resources Tembus US$ 3,3 M di Semester I-2023

(Firda Dwi Muliawati/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts