Awal Pekan Bikin Happy, Harga CPO Akhirnya Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali menguat di sesi awal perdagangan Senin (11/9/2023) mematahkan koreksi pekan lalu.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,29% ke posisi MYR 3.841 per ton pada pukul 10:00 WIB. Dengan kenaikan ini mampu membawa harganya naik ke level 3.800.

Pada perdagangan Jumat (8/9/2023) harga CPO ditutup melemah tipis 0,05% ke posisi MYR 3.830 per ton. Dengan ini, sepanjang pekan lalu harganya ambrol 5,2%, sementara secara bulanan jatuh 4,49%, dan terkoreksi tajam 8,24% secara tahunan.



Menguatnya harga CPO terjadi di tengah penantian data pasokan-permintaan periode Agustus. Pada Minggu (10/9/2023) ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 September turun 11,2% menjadi 350,823 metrik ton dari 395,145 metrik ton yang dikirimkan pada 1-10 Agustus, surveyor kargo Intertek Testing Services.

Sementara itu, melemahnya harga minyak nabati saingannya pada perdagangan pekan lalu dan ekspektasi stok akhir yang lebih tinggi di Agustus turut membebani pasar.

“Pasar berada di bawah tekanan karena perkiraan kenaikan tajam persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir bulan Agustus,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian komoditas di Sunvin Group yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.

Stok minyak sawit Malaysia kemungkinan melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan menjadi 1,89 juta ton pada akhir Agustus karena produksi meningkat dan ekspor melambat, menurut survei Reuters.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) akan merilis data pasokan-permintaan bulan Agustus pada 11 September.

Perkiraan yang mendukung produksi dan ekspor minyak sawit Malaysia pada 1-5 September tidak dapat mendukung kontrak tersebut karena tekanan kerugian pada minyak saingannya, kata para analis.

“Palm futures telah mengalami likuidasi besar-besaran pada minggu ini karena dinamika perdagangan dicengkeram oleh kerugian pada minyak nabati,” kata Sathia Varqa, analis senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics.

Panen kedelai Argentina pada tahun 2023/24 diperkirakan mencapai 50 juta metrik ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir, karena fenomena cuaca El Nino diperkirakan akan membawa hujan ke wilayah tersebut.

Kontrak minyak kedelai teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,34%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,15%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,55%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Capek Naik Empat Hari Beruntun, Harga CPO Mulai Loyo

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts