Bank Rebutan Tabungan, Profitabilitas Tergerus


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) mencatat suku bunga kredit menurun sementara suku bunga simpanan tercatat meningkat pada Desember 2023. Menurut laporan BI, rata-rata tertimbang suku bunga kredit sebesar 9,25%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,29%.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, masing-masing sebesar 4,71%; 5,26%; 5,52%; dan 5,74% pada Desember 2023. Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan pada Desember 2023 sebesar 4,16%, menurun dibandingkan November 2023 sebesar 5,40%.

Hal ini menunjukkan bahwa perbankan mulai mengorbankan profitabilitasnya demi dapat menjalankan fungsi intermediasinya. Ini juga terlihat dari net interest margin (NIM) perbankan yang kian tergerus.

Bila melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 9,74% sebesar Rp6.966 triliun per November 2023. Jumlah itu naik dari sebulan sebelumnya sebesar 8,99% dan mencapai batas bawah target BI.

Sementara itu, NIM perbankan tercatat 4,83% per November 2023, turun tipis dari sebulan sebelumnya sebesar 4,85%. Sebagai informasi sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019, NIM perbankan pada level 4,19%. Tahun sebelumnya NIM masih berkisar lebih dari 5%.

Bankir Lani Darmawan memandang cost of fund (CoF) atau biaya dana industri memang masih tinggi. Sementara itu bunga kredit tidak turun.

“Namun setiap bank bisa saja mengambil keputusan dan pricing strategy berbeda dengan NIM yang semakin compressed. Tetapi tidak mungkin sustainable dengan terus menggerus NIM, karena selain biaya, ada CKPN yang harus dihitung sehubungan dengan kredit,” ujar Presiden Direktur CIMB Niaga itu saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (23/1/2024).

Naiknya bunga deposito seiring dengan seretnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan. Per Desember, DPK yang dihimpun bank hanya naik 3,8% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8.234,2 triliun.

Giro menjadi komponen DPK dengan pertumbuhan yang paling banyak mengalami kontraksi pada penghujung tahun. Sebagai perbandingan, pada awal semester II/2023, giro tumbuh 13% yoy, sedangkan Desember 2023 hanya 3,9% yoy.

Keadaan itu juga tidak terlepas dari era suku bunga tinggi yang diperkirakan akan bertahan cukup lama. Senior Faculty LPPI, Moch Amin Nurdin mengatakan suku bunga tinggi akan ditahan cukup lama karena adanya kecenderungan inflasi dari kondisi global yang dibayangi faktor geopolitik.

“Nah, kalau kemudian bank secara umum menahan tingkat suku bunga untuk juga menahan gejolak mereka kan harus maintain cost of fund sama cost of borrowing, sehingga gap-nya tidak terlalu jauh. Mereka bisa mempertahankan NIM dan sebagainya,” kata Amin saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (23/1/2024).

Maka dari itu, bank mulai menurunkan suku bunga kreditnya sebagai strategi untuk dapat beroperasi secara efisien.

“Nah, strategi lain mungkin bank perlu mempertimbangkan bermain di money market atau instrumen lain yang mendatangkan gain dalam waktu yang singkat tapi bertahan lama dan minim risiko,” ujar Amin.

Selain itu, ia mengatakan “bank seharusnya menyeimbangkan suku bunga yang secara umum turun tapi di satu sisi bank kemudian melihat prospek kredit yang memiliki yield tinggi.”

Artinya, bank mempertahankan portfolio dengan pembagian porsi seperti 20% dan 30%.

“Kemudian [portfolio] yang kecil-kecil, ya sudahlah berjalan begitu saja. Tapi yang memberikan profit dan menjanjikan tingkat risiko yang minim itu digenjot dengan tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi. Meskipun kemudian secara rata-rata menjadi turun,” pungkas Amin.

Ia mengatakan bahwa memang belum ada bank yang mempertimbangkan untuk meningkatkan tingkat suku bunga saat ini. Sebab persaingan terbilang ketat dan kompetitif. Selain itu juga saat tahun politik karena nasabah cenderung wait and see.

“Kalau bank tiba-tiba menaikkan suku bunga bisa-bisa mereka lari ke pesaing yang bisa menawarkan suku bunga yang lebih rendah,” jelas Amin.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Per Juli 2023, Perbankan RI Simpan Dana Nasabah Rp 8.106 T

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts