Bos Adhi Karya (ADHI) Buka Suara Soal Perintah Merger


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) buka suara soal rencana Kementerian BUMN dalam melakukan pembenahan perusahaan pelat merah di sektor karya. Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengungkapkan, perseroan telah menerima surat persiapan penggabungan tersebut.

“Soal merger ini sudah dinyatakan oleh Pak Erick Thohir, kami memang sudah menerima surat persiapan tetapi masih sendiri-sendiri,” ujarnya dikutip Rabu (3/4).

Rencananya, Adhi Karya akan digabungkan dengan PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero). Nantinya, ketiga BUMN tersebut akan berfokus pada proyek konstruksi di sektor sumber daya air, rel, hingga kereta.

Entus menjelaskan, saat ini sedang menyiapkan dan menghitung valuasi Adhi Karya. Namun, langkah tersebut belum dilakukan bersama dengan Brantas Abipraya dan Nindya Karya.

“Jadi, kami menyiapkan valuasi sendirian saja. Kalau waktunya turun supaya segera kami masing-masing sudah punya valuasi dan nilai market yang wajar,” ungkapnya.

Ia menyebut, penggabungan perusahaan ini akan diterapkan dengan skema holding. ADHI berpeluang menjadi induk holding karena memiliki ekuitas paling besar dibandingkan Brantas dan Nindya Karya.

Adapun sepanjang tahun lalu, ADHI memiliki total aset sebesar Rp40,49 triliun. Sementara itu, liabilitas perseroan tercatat mencapai Rp31,27 triliun dan ekuitas sebesar Rp9,21 triliun.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan penggabungan perusahaan BUMN di sektor karya. Ia menyebut, pihaknya telah melakukan konsolidasi terhadap rencana penggabungan 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan saja.

“Di karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan 7 karya menjadi 3 perusahaan karya,” ungkapnya di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (19/3).

Erick memaparkan, langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk penyehatan BUMN di sektor karya. Pihaknya juga sudah melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar dapat berfokus pada tugasnya masing-masing.

“Yaitu dengan penggabungan yang namanya Adhi Karya, Nindya Karya… Brantas, Adhi, dan Nindya Karya. Lalu HK dengan Waskita, dan juga PP dengan WIKA. Ini salah satu konsolidasi penyehatannya,” jelasnya.

Erick merincikan, nantinya PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan berfokus pada proyek jalan tol, non tol, institusional building, dan juga residential commercial.

Sementara, untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan berfokus pada proyek seaport, airport, dan akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.

Sedangkan penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Nindya Karya (Persero) akan berfokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lainnya.

“Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan,” sebutnya.

“Jadi ini yang kita dorong, coba lakukan konsolidasi,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Gandeng Korea, ADHI Garap Pembangkit Raksasa Rp701 M

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts