BTN Syariah Mau Merger Dengan Muamalat, Saham BTN Layak Koleksi


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten perbankan BUMN atau bank Himbara yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terpantau koreksi pada perdagangan sesi I Senin (4/3/2024), di tengah rencana perseroan yang akan melakukan merger antara Unit Usaha Syariah (UUS) BTN, yakni BTN Syariah dengan PT Bank Muamalat Indonesia. Banyak yang bilang saham BBTN masih tergolong murah dan layak untuk dikoleksi.

Hingga pukul 12:00 WIB, saham BBTN mengalami koreksi 2,08% ke posisi harga Rp 1.410/unit. Saham BBTN pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.410 – Rp 1.445 per unit.

Saham BBTN sudah ditransaksikan sebanyak 3.414 kali dengan volume sebesar 19,7 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 27,99 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 19,79 triliun.

Hingga pukul 12:00 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.400/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 44.215 lot atau sekitar Rp 6,2 miliar

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 1.450/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 13.428 lot atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Koreksi saham BBTN terjadi di tengah rencana perseroan yang akan melakukan merger antara UUS BTN, BTN Syariah dengan Bank Muamalat. Sehingga memunculkan anggapan saham bank pelat merah ini masih menarik dikoleksi untuk jangka panjang.

Direktur Utama BTN, Nixon Napitulu mengatakan saat ini proses merger BTN Syariah dan Bank Muamalat dalam tahap uji tuntas atau due diligence. Targetnya bisa selesai April 2024.

“Masih due diligence. Tunggu April. April, April, kan janjinya juga April,” ucap Nixon dalam acara 74th btn Anniversary Festival 2024 di Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (3/3/2024).

Rencana pemisahan atau spin off dari BTN Syariah masuk dalam salah satu dari 10 strategi dan inisiatif BTN di 2024.

Selain itu, aksi korporasi ini dilakukan untuk mempercepat CASA franchise, mempercepat pengembangan kapabilitas digital banking, mengembangkan layanan penawaran high-yield loan, serta membangun mesin pendapatan baru melalui new banking solution dan partnership.

Kemudian BTN juga akan mengembangkan sumber fee based income baru melalui treasury business, bancassurance dan trade finance; memperkuat value preposition BTN dan mengembangkan corporate brand baru; meningkatkan kapabilitas collection & recovery melalui Business Process Improvement end-to-end; menjadi yang terdepan dalam bidang ESG di industri perbankan nasional; serta meningkatkan produktivitas SDM dan menarik-mempertahankan talenta.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga mendorong agar merger BTN Syariah dan Bank Muamalat bisa selesai tahun ini.

“Kita mau mergerin Bank Muamalat dan BTN Syariah. Kita akan coba dorong tahun ini,” kata Erick Thohir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BTN Cetak Laba Rp2,31 T per Q3, Ini Sumbernya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts