Bursa Asia Cerah Bergairah, Kabar Baik Buat IHSG


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia Bursa Asia-Pasifik terpantau menguat pada awal perdagangan Rabu (20/12/2023), menjelang keputusan terbaru suku bunga acuan pinjaman bank sentral China pada hari ini.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melejit 1,59%, Hang Seng Hong Kong melesat 1%, Shanghai Composite China naik tipis 0,01%, Straits Times Singapura bertambah 0,12%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,47%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,04%.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik cenderung merespons positif dari sikap bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang kembali mempertahankan kebijakan moneter ultra longgarnya kemarin, di mana suku bunga acuan BoJ masih berada di level -0,1%.

BoJ tetap berpegang pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil yang menjadikan batas atas imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun sebesar 1% sebagai acuan.

Gubernur BoJ, Kazuo Ueda juga memberikan nada dovish pada konferensi pers setelah keputusan kebijakan tersebut.

Sementara itu dari China, bank sentral (People’s Bank of China/PBoC) juga diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya pada hari ini, di mana suku bunga acuan pinjaman (loan prime rate/LPR) masih akan dipertahankan.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan LPR tenor satu tahun masih akan ditahan di level 3,45%, sedangkan LPR berjatuh tempo lima tahun masih akan di level 4,2%.

Sebagai catatan, LPRtenor satu tahun telah diturunkandua kali dengan total 20 basis poin (bp) pada tahun 2023. Sementara LPRtingkat lima tahun telah diturunkansebesar 10 bp sepanjang tahun ini.

Pemangkasan suku bunga ini merupakan upaya China untuk mempercepat pemulihan ekonomi mereka. China belum mampu menggerakkan ekonomi mereka dengan cepat meskipun Negara Tirai Bambu sudah membuka perbatasan sejak Januari 2023.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung bergairah terjadi di tengah cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan kemarin.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,68%, S&P 500 bertambah 0,59%, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,66%.

Pasar sahamtelah mencapai mode reli akhir-akhir ini, dengan indikasi pada pekan lalu mengenai kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS(Federal Reserve/The Fed) sebanyak tiga kali pada tahun 2024 memberikan katalis bagi pasar.

Tanda-tanda menurunnya inflasi dan penurunan imbal hasil (yield) US Treasury juga telah membantu aset-aset berisikoseperti saham mengalami apresiasi.

“Bias membeli saham ini mulai terjadi. Kecuali terdapat berita yang berubah, kita mungkin akan naik lebih tinggi setiap hari,” kata Kim Forrest, pendiri Bokeh Capital Partners.

Investor memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunganya pada tahun depan, dengan peluang untuk menurunkan suku bunga segera setelah Maret 2024. Adapun probabilitas saat ini berada pada kisaran 66%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Investor Tunggu Keputusan The Fed, Bursa Asia Dibuka Loyo

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts