Bursa Asia Dibuka Berjatuhan, Waspada Buat IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Jumat (25/8/2023), karena investor bersiap untuk sinyal mengenai kebijakan moneter AS di acara Simposium Jackson Hole.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang ambruk 1,59%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,04%, Shanghai Composite China melemah 0,47%, Straits Times Singapura turun tipis 0,06%, ASX 200 Australia merosot 0,83%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,74%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah di awal perdagangan hari ini menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang juga ditutup berjatuhan pada perdagangan kemarin, jelang Simposium Jackson Hole

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,08%, S&P 500 ambrol 1,35%, dan Nasdaq Composite ambruk 1,87%.

Wall Street di awal sesi perdagangan kemarin sempat menguat seiring investor merespons positif kinerja keuangan kuartalan produsen chip Nvidia, yang tengah dilanda euforia kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Saham Nvidia melonjak 4% di awal perdagangan setelah perusahaan melaporkan laba bersih kuartalan dan pendapatan yang melampaui ekspektasi analis.

Perusahaan juga meningkatkan panduan kinerja tahunannya. Direksi Nvidia memperkirakan pendapatan kuartal III-2023 akan naik menjadi US$16 miliar, atau meningkat 170% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Namun, ketiga bursa utama di Wall Street pada akhirnya keok dan mengakhiri perdagangan di zona merah.

Wall Street memerah setelah data klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 19 Agustus keluar.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan tunjangan pengangguran yang pertama kali berjumlah 230.000 untuk periode yang berakhir 19 Agustus, turun 10.000 dari minggu sebelumnya dan lebih rendah dari perkiraan pasar dalam survei Dow Jones sebesar 240.000.

Kini, investor juga menunggu komentar dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell dari Jackson Hole pada malam hari ini waktu Indonesia, yang diharapkan Wall Street akan memberikan petunjuk terkini soal kebijakan suku bunga acuan ke depan.

Simposium Jackson Hole adalah acara di mana para gubernur bank sentral, menteri keuangan, ekonom, dan akademisi dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas masalah ekonomi yang paling mendesak saat ini.

Simposium tahun ini berjudul “Pergeseran Struktural dalam Ekonomi Dunia” dan kemungkinan akan fokus pada bagaimana bank sentral, setelah menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade, dapat menjauhkan ekonomi dari resesi.

Dalam pidatonya, yang ditetapkan pada pukul 10:05 waktu AS atau 21.05 WIB, Powell akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.

Adapun rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed berikutnya sendiri akan diadakan pada 19-20 September 2023.

Pidato Powell akan dinanti-nanti karena secara historis memiliki efek kejut yang besar untuk pasar.

Dalam gelaran Jackson Hole tahun lalu, pidato Powell yang menyebut The Fed akan terus menaikkan suku bunga dan mempertahankannya pada tingkat yang lebih tinggi sampai inflasi yakin terkendali membuat pasar saham AS anjlok pada 26 Agustus 2022 membuat pasar keuangan global mengalami huru-hara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bursa Asia Dibuka Loyo, IHSG Bakal Pesta Sendirian Lagi?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts