Bursa Asia Lesu Lagi, Bakal Gak Happy Weekend?

Jakarta, CNBC IndonesiaMayoritas bursa Asia-Pasifik kembali melemah pada awal perdagangan Jumat (17/11/2023), ketika reli pertengahan pekan yang dipicu oleh harapan mendinginnya inflasi Amerika Serikat (AS) mulai melemah.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang masih menguat pada pagi hari ini, yakni naik 0,12%, sedangkan sisanya melemah.

Indeks Hang Seng Hong Kong ambles 1,32%, Shanghai Composite China melemah 0,16%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,56%, ASX 200 Australia terpangkas 0,17%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,63%.

Investor mencerna hasil pertemuan antara Presiden AS, Joe Biden dengan Presiden China, Xi Jinping. Mereka bertemu di luar San Francisco pada perhelatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

Dalam pertemuan tatap muka pertama mereka dalam setahun terakhir, keduanya membahas banyak hal.

“Kami kembali melakukan komunikasi yang langsung, terbuka, dan jelas,” kata Biden pada konferensi pers setelah pembicaraan, seperti dikutipCNBC International.

Kedua pemimpin dilaporkan telah sepakat untuk melanjutkan komunikasi militer tingkat tinggi. China telah melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, sementara angkatan lautnya terlibat dalam manuver agresif di Laut China Selatan (LCS) dalam perselisihan teritorial dengan Filipina.

Kedua negara juga berencana untuk membangun cara bagi pengemudi kapal dan pihak lain untuk mendiskusikan insiden dan praktik terbaik.

Sementara itu, media pemerintah China juga mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan dialog antar pemerintah mengenai kecerdasan buatan atauartificial intelligence(AI) hingga membentuk kelompok kerja mengenai pengendalian narkoba.

Sinyal niat baik antar negara telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Beberapa jam sebelum pertemuan puncak yang direncanakan, AS dan China menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama dalam masalah iklim.

Adapun terakhir kali Xi Jinping bertemu Biden secara langsung adalah di resor pulau Bali di Indonesia pada November 2022 pada perhelatan KTT G20. Itu adalah pertemuan pertama Biden dengan pemimpin China tersebut sebagai presiden AS

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung kembali melemah terjadi di tengah bervariasinya bursa saham AS, Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmelemah 0,13%. Namun indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masih menguat. S&P 500 menguat 0,12%, sedangkan Nasdaq ditutup naik tipis 0,07%.

Awal pekan ini, Wall Street menguat tajam dengan data yang menandakan penurunan inflasi AS dan memicu harapan bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) dapat mengakhiri kenaikkan suku bunga. Selain itu, pengesahan RUU untuk mencegah penutupan pemerintah AS (shutdown) pada pekan ini juga meredakan ketegangan.

Optimisme pasar akan prospek berakhirnya era suku bunga tinggi kembali bertambah setelah dirilisnya data tenaga kerja AS. Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim pengangguran mingguan telah meningkat lebih dari yang diperkirakan, memperkuat spekulasi bahwa The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Berdasarkan data biro ketenagakerjaan AS, klaim pengangguran secara mingguan untuk periode yang berakhir pada 11 November 2023 naik menjadi 231.000 dari sebelumnya 218.000 dan perkiraan pasar di 220.000.

Naiknya klaim pengangguran sejalan dengan pencatatan pekerjaan di luar pertanian atau non-farm payroll untuk periode Oktober 2023 sebesar 150.000, lebih rendah dari perkiraan pasar yang proyeksi tumbuh 180.000. Tak hanya itu, mendinginnya pasar tenaga kerja juga tercermin dari tingkat pengangguran yang naik ke 3,9% dari bulan sebelumnya 3,8%.

Inflasi yang melandai disertai kondisi pasar tenaga kerja yang mendingin akan memberikan dampak positif pada sikap The Fed yang dinilai akan lebih melunak kedepannya.

Berdasarkan perangkat CME Fedwatch, sebanyak 99,7% pelaku pasar meyakini The Fed menahan suku bunganya pada Desember 2023 bahkan hingga Januari 2024. Sementara pemotongan suku bunga diproyeksi mengalami kemajuan dari yang sebelumnya pada Juni 2024 menjadi Mei 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Investor Tunggu Sikap Bank Sentral Jepang, Bursa Asia Loyo

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts