Bursa Asia Loyo Awal Pekan Ini, Investor Ambil Untung?

Jakarta, CNBC IndonesiaMayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (16/10/2023), karena investor menantikan rilis data ekonomi utama dari China dan Jepang pada pekan ini.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang ambruk 1,6%, Hang Seng Hong Kong turun 0,11%, Straits Times Singapura melemah 0,38%, ASX 200 Australia terkoreksi 0,22%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,51%.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China terpantau naik tipis 0,07% pada awal perdagangan hari ini.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupnaik 0,12%. Namun, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berakhir di zona merah. S&P 500 melemah 0,5% dan Nasdaq ambles 1,23%.

Pergerakan indeks saham AS pada akhir pekan lalu diwarnai sentimen konsumen dirilis Jumat pagi waktu setempat. Menurut survei Universitas Michigan, data awal sentimen konsumen merosot di Oktober, sedangkan ekspektasi inflasi melonjak.

Angka indeks sentimen konsumen secara keseluruhan mencapai 63 pada bulan ini dibandingkan dengan 68,1 pada September lalu. Sedangkan menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka awal sebesar 67,2.

Sementara untuk pembacaan survei mengenai ekspektasi inflasi satu tahun meningkat menjadi 3,8% pada bulan ini, dari sebelumnya sebesar 3,2% pada September lalu.

Prospek inflasi lima tahun naik menjadi 3,0%, dari 2,8% pada bulan sebelumnya, dan tetap berada dalam kisaran sempit 2,9-3,1% selama 25 bulan terakhir.

Indeks S&P 500 mencapai titik terendah pada sesi perdagangan Jumat lalu karena harga minyak melonjak di tengah kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat meningkatkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS dan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent masing-masing ditutup lebih tinggi lebih dari 5%, membukukan hari terbaiknya sejak 3 April.

Emas berjangka, yang ditutup lebih tinggi sebesar 3,11%, mengalami hari terbaiknya tahun ini atau sejak 1 Desember 2022. Investor juga mengawasi imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS (US Treasury). Yield Treasury tenor 10 tahun turun sekitar 9 basis poin (bp) menjadi 4,62%.

Investor tetap sedikit berhati-hati terhadap pasar saham, tetapi optimis bahwa saham dapat menguat pada kuartal keempat jika imbal hasil kembali turun dan suku bunga The Fed bergerak lebih rendah.

“Obligasi sekarang menawarkan persaingan yang kuat untuk saham mengingat imbal hasil yang ada. Jadi pandangan kami saat ini netral terhadap ekuitas,” kata Jeff Buchbinder, kepala strategi ekuitas LPL.

Di lain sisi, Sejumlah laporan positif dari perusahaan-perusahaan sektor keuangan besar pada Jumat telah mengawali musim laporan laba kuartal ketiga. Saham JPMorgan Chase bertambah 1,5% dan Wells Fargo naik sedikit di atas 3%, sementara Citigroup turun 0,2%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bursa Asia Menghijau Lagi, tapi Hang Seng-Shanghai Malah Loyo

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts