Bursa Asia Mulai Bangkit Lagi, IHSG Bakal Ikutan?

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik berhasil bangkit pada awal perdagangan Jumat (27/10/2023), setelah kemarin berjatuhan karena memburuknya sentimen pasar global.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menanjak 0,81%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,23%, ASX 200 Australia bertambah 0,3%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,43%.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China melemah 0,37% dan Straits Times Singapura turun tipis 0,09%.

Pada hari ini, beberapa negara di Asia-Pasifik akan merilis data inflasi produsen (producer price index/PPI) periode September 2023. Adapun negara-negara tersebut yakni Australia dan Singapura.

Dari Australia, PPI pada kuartal III-2023 meningkat menjadi 1,8% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), dari sebelumnya sebesar 0,5% pada kuartal II-2023. Namun secara basis tahunan (year-on-year/yoy), PPI Negeri Kanguru cenderung turun tipis menjadi 3,8%, dari sebelumnya pada kuartal II-2023 sebesar 3,9%.

Sedangkan dari Singapura, PPI pada September 2023 juga akan dirilis pada hari ini. PPI Negeri Singa diperkirakan kembali turun menjadi 3% pada bulan lalu, dari sebelumnya sebesar 3,7% pada Agustus lalu.

Inflasi masih menjadi perhatian karena beberapa negara kembali mengalami lonjakan akibat naiknya harga energi. Namun, beberapa negara inflasinya cenderung turun karena permintaan yang mulai lesu.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas cenderung menguat terjadi di tengah masih merananya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin, setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2023.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmelemah 0,76%, S&P 500 ambles 1,18%, dan Nasdaq Composite berakhir ambruk 1,76%.

Kembali merananya Wall Street kemarin terjadi karena investor masih khawatir dari dampak tingginya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury).

Yield Treasury tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin memang mengalami penurunan, tetapi masih cukup tinggi. Yield Treasury tenor 10 tahun turun 10 basis poin (bp) menjadi 4,85%.

Turunnya yield Treasury dan terkoreksinya kembali Wall Street terjadi setelah data awal dari pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam periode kuartal III-2023 dirilis.

Produk domestik bruto (PDB) AS periode kuartal III-2023 masih tumbuh kencang 4,9% (yoy), tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.

Angka tersebut melanjutkan ekspansi di kuartal II-2023 sebesar 2,1%. Ini jauh lebih tinggi dari perkiraan para analis sebesar 4,0%.

Selain itu, permintaan dari sektor manufaktur AS juga tumbuh kencang 4,7% pada September, dari kontraksi 0,1% pada Agustus 2023.

Sementara data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 21 Oktober 2023 tercatat naik 10.000 menjadi 210.000. Kendati naik tetapi klaim pengangguran masih dalam kisran terendah dalam delapan bulan terakhir.

Data-data ekonomi AS yang kencang ini membuat pelaku pasar khawatir. Pasalnya, inflasi AS masih sulit turun ke depan sehingga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih bisa hawkish.

Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa bank sentral mungkin perlu mempertahankan kenaikan suku bunga untuk mengembalikan inflasi ke tingkat target 2%.

“Kami mengambil langkah dengan hati-hati dan para pembuat kebijakan akan membuat keputusan mengenai sejauh mana kebijakan tambahan akan diperkuat dan berapa lama kebijakan akan tetap bersifat restriktif berdasarkan totalitas data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” ujar Powell di Economic Klub New York.

The Fed mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 5,25%-5,5% pada pertemuan September 2023.

Sementara para pelaku pasar melihat The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 1 November mendatang. Menurut perangkat Fedwatch, pasar meyakini 98,9%, The Fed tetap mempertahankan suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Investor Pantau Data Manufaktur China, Bursa Asia Dibuka Loyo

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts