Data Inflasi AS Memanas, Rupiah Tetap Perkasa Menguat ke Rp15.570/US$


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca inflasi AS diumumkan dan data neraca dagang Indonesia yang dinanti pelaku pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,1% di angka Rp15.570/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 15 Januari 2024 dan apresiasi yang terjadi selama empat hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 14:56 WIB turun ke angka 102,94 atau melemah 0,01%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (12/3/2024) yang berada di angka 102,95.



Apresiasi rupiah terjadi pasca AS mencatatkan inflasi yang semakin memanas dan inflasi inti yang melandai.

Melansir data Biro Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi secara tahunan melonjak 3,2% dibandingkan bulan sebelumnya dan konsensus pasar sebesar 3,1%.

Sementara itu, tingkat inflasi bulanan naik menjadi 0,4% dari 0,3% sudah sesuai dengan perkiraan. Di mana harga tempat tinggal dan bensin menyumbang lebih dari 60% kenaikan tersebut.

Di sisi lain, inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang bergejolak seperti makanan dan energi turun menjadi 3,8% dari 3,9%. Namun ini masih lebih panas dibandingkan perkiraan sebesar 3,7%.

Sementara dalam basis bulanan, inflasi inti naik 0,4% pada Februari 2024. Nilai tersebut sama seperti bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 0,3%.

Inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan ini patut dicermati dampaknya ke pasar keuangan. Ini lantaran semakin jauh dari target inflasi the Fed di level 2%.

Data inflasi AS saat ini membuat survei CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa first cut rate bank sentral AS (The Fed) akan terjadi pada Juni 2024 sebesar 57,4%.

Jika hal ini benar terjadi, maka DXY berpotensi mengalami depresiasi dan lebih lanjut, tekanan terhadap rupiah akan semakin berkurang.

Di lain sisi, investor pun saat ini sedang wait and see perihal data neraca dagang Indonesia yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.

Jika neraca dagang mengalami kenaikan bahkan di atas ekspektasi konsensus, maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia termasuk rupiah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Breaking! Kabar Buruk dari AS Bikin Rupiah Melorot 0,6%

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts