Dolar Tembus Rp 16.250, OJK Minta Masyarakat Jangan Panik


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah akibat tensi geopolitik global.

Melansir Refinitif, secara mingguan rupiah terpantau ambles 2,59%. Sementara itu pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024) rupiah ditutup melemah 0,49% ke level Rp 16.250. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat, risiko yang dihadapi industri perbankan nasional akibat penguatan dolar Amerika Serikat beberapa waktu ini masih dapat dimitigasi dengan baik.

“Ketenangan dan rasionalitas dari masyarakat, serta koordinasi antar-otoritas terkait, merupakan faktor kunci dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang saat ini terjadi,” kata Dian dalam keterangan resmi, Jumat, (19/4/2024).

Beberapa komponen pun menjadi pertimbangan atas sikap ini, di antaranya posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia yang masih jauh di bawah threshold dan secara umum dalam posisi PDN “long”, yakni aset valas lebih besar dari kewajiban valas.

Selain itu, bantalan perbankan juga terbilang tebal karena rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang tinggi. Dengen demikian mampu menyerap nilai tukar rupiah maupusuku bunga yang masih tertahan relatif tinggi.

Sementara itu, porsi dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing saat ini sekitar 15% dari total DPK perbankan. Sampai akhir Maret 2024 pun, DPK valas masih tumbuh cukup baik secara tahunan (yoy) maupun dibandingkan dengan awal tahun 2024 (ytd).

Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini juga dapat memberikan efek positif terhadap ekspor komoditas dan turunannya yang diharapkan dapat mengimbangi penarikan dana non-residen dan mendorong industri dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam proses produksinya.

Bank Lakukan Stress Test

OJK juga melakukan uji ketahanan (stress test) secara rutin terhadap perbankan dengan menggunakan beberapa variabel skenario makroekonomi dan mempertimbangkan faktor risiko utama yaitu risiko kredit dan risiko pasar.

Sejauh ini, penguatan dolar AS terjadi terhadap seluruh mata uang secara global, tercermin dari Dollar Index yang mencatatkan tren kenaikan sejak akhir Maret 2024. Beberapa faktor yang memengaruhi penguatan dolar AS antara lain adalah kebijakan suku bunga high for longer yang masih berlanjut di tengah kuatnya perekonomian AS namun bersamaan dengan laju inflasi AS yang masih cukup jauh dari target 2%.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan The Fed yang menyatakan belum akan terburu-buru menurunkan suku bunga dan akan terus melihat perkembangan data-data perekonomian ke depan.

Sementara itu, tensi geopolitik yang meningkat di Timur Tengah setelah konflik langsung Iran dengan Israel menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang makin meluas dan dapat membebani perekonomian dunia terutama dari kenaikan harga komoditas energi dan mineral utama serta kenaikan biaya logistik seiring terganggunya jalur perdagangan utama akibat konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina.

Peningkatan tensi geopolitik dan ketidakpastian global ini menyebabkan dolar AS yang merupakan salah satu safe haven asset terus diburu para pelaku pasar dan mendorong penguatannya lebih lanjut.

Di sisi lain, perekonomian domestik juga terpengaruh oleh situasi geopolitik eksternal dimaksud sebagaimana terlihat dari data inflasi Indonesia Maret 2024 yang tercatat sebesar 0,52% (mtm) atau 3,05% (yoy) atau meningkat dibandingkan 2,75% (yoy) pada Februari 2024, meskipun masih tetap dalam rentang target yang ditetapkan.

Melihat hal ini, OJK juga meminta bank untuk selalu melakukan pemantauan terkait potensi dampak transmisi dari perkembangan perekonomian global dan domestik terhadap kondisi bank dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan.

OJK juga terus berkoordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk terus mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan secara tepat guna dan tepat waktu.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Awas Kaget! Nilai Tukar Rupiah Bakal Segini Tahun Depan

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts