Dua Menteri Jokowi Sorot Kredit UMKM Rendah, Bankir Buka Suara


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyorot penyaluran kredit untuk untuk sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) porsinya masih kecil atau tepatnya 19,36%. Jumlah itu masih jauh di bawah target Presiden Joko Widodo sebesar 30% untuk tahun ini.

Belum lagi serapan kredit untuk sektor produktif unggulan seperti pertanian, perikanan, hingga perkebunan juga masih rendah. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa UMKM sulit mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan. 

Perbankan pun buka suara terkait hal itu. Para bankir menyebut penyaluran kredit untuk UMKM tumbuh positif pada akhir tahun 2023, namun memang masih dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19.

Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) Yuddy Renaldi menilai pemenuhan target penyaluran kredit UMKM 30% itu perlu dilakukan secara bertahap dan memperhatikan risiko, setelah pandemi Covid-19.

“Dalam pemenuhannya sampai dengan komposisi 30% terhadap total kredit bank tentu ini perlu dilakukan secara bertahap dan memperhatikan risiko agar tidak berdampak pada NPL, apalagi masa relaksasi Covid-19 akan habis di Maret ini,” ujar Yuddy saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2024).

Mengenai penyaluran kredit UMKM, katanya, BJB mendorong penyalurannya baik secara langsung maupun channeling melalui bank perekonomian rakyat (BPR) di daerah agar lebih menjangkau daerah-daerah remote.

“Pertumbuhannya pun cukup baik di mana awal tahun ini utk penyaluran UMKM yang kami lakukan secara langsung baik untuk kredit program seperti KUR maupun produk non-program tumbuh lebih dari 20%,” kata Yuddy.

Senada, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut prospek pertumbuhan sektor UMKM bagus, tetapi masih dalam tahap pemulihan dan membutuhkan waktu.

“Prospek pertumbuhan UMKM masih bagus namun memang saat ini sedang berangsur membaik terus setelah pandemi. Sektor UMKM merupakan sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19 dan memerlukan waktu gradual untuk pulih total,” kata Lani saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2024).

Terpisah, Head of Emerging Business Bank CIMB Niaga Tony Tardjo memaparkan perusahaan mencatat pertumbuhan kredit UMKM sebesar 9,5% secara tahunan (yoy) pada 2023. Ia mengatakan pihaknya menargetkan kredit UMKM dapat tumbuh 15% yoy tahun ini.

Dalam upaya tersebut, BNGA melakukan berbagai inisiatif digitalisasi untuk mempermudah dan mempercepat proses permohonan dan persetujuan kredit UMKM.

“Strategi kami adalah memberikan proses persetujuan kredit secara cepat, suku bunga yang kompetitif, dan tenaga marketing kami tersebar di banyak kota-kota di Indonesia untuk menjangkau lebih banyak nasabah UMKM,” kata Tony saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2024).

Terkait persyaratan pengajuan kredit, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) Busrul Iman menilai perlu memberikan kemudahan layanan atau proses bisnis yang lebih baik, cepat, dan kompetitif guna menangkap peluang sektor UMKM. Menurutnya, potensi sektor tersebut di Jawa Timur masih besar.

“Posisi akhir tahun lalu, kredit kami tumbuh 18,54% yoy. Khusus segmen commercial dan SME tumbuh 34,28 %. Bahkan komposisi kredit sektor produktif kami tumbuh lebih tinggi dibanding sektor konsumtif,” kata Busrul saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2024).

Kemudian khusus KUR juga tumbuh 20,4% yoy. “Dari kinerja tersebut, menunjukkan bahwa alhamdulillah sejauh ini di Bank Jatim, persyaratan kredit bukanlah menjadi kendala bagi para nasabah,” katanya.

Busrul memaparkan bahwa penyaluran kredit Bank Jatim untuk UMKM di sektor unggulan pada akhir tahun lalu, mencapai sebesar Rp 2,7 triliun tumbuh sangat tinggi, 71,07% yoy dari sebelumnya sebesar Rp 1,57 triliun.

Di sisi lain, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Sunarna Eka Nugraha menyebut serapan kredit sektor unggulan, termasuk pertanian dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Dia mengatakan adanya El Nino sangat berpengaruh terhadap sektor tersebut, sehingga bank perlu tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.

Meskipun begitu, ia menyebut PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membuktikan komitmen dukungan bagi UMKM dibuktikan dengan realisasi Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bank pelat merah itu telah mencapai 27,8% pada 31 Desember 2023.

Ke depan, dalam rangka akselerasi penyaluran kredit pada UMKM, BNI akan fokus pada value chain korporasi mitra BNI, UMKM sektor unggulan daerah, dan UMKM yang telah tergabung dalam platform digital. Selain itu BNI juga berkomitmen mendukung usaha pemerintah dalam literasi keuangan bagi UMKM di seluruh Indonesia.

“Saat ini, tantangan dalam pemberian kredit bagi UMKM antara lain literasi keuangan mulai dari pemahaman terkait akses perbankan hingga manajemen keuangan usaha yang belum merata, histori pembayaran kredit yang kurang baik, hingga kesulitan pemenuhan persyaratan pengajuan kredit,” jelas Eka saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2024).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BRI Punya Ambisi Bawa UMKM RI Tembus Pasar Global

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts