Emiten Sejuta Umat GOTO Rugi Rp 90 T hingga Saham Anjlok 9,72%

Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu emiten paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kerugian Rp90,5 triliun sepanjang 2023. Angka ini merupakan salah satu kerugian tahunan terbesar dalam sejarah korporasi di Indonesia. 

Read More

Data perdagangan Rabu (20/3/2024) menunjukkan GOTO adalah saham yang paling aktif diperdagangkan dengan transaksi 6 juta saham dan ditransaksikan sebanyak 43.058 kali.  Sebagai gambaran, pada perdagangan kemarin GOTO menyumbang 33% dari total volume transaksi.

Nilai transaksi GOTO tercatat Rp 401 miliar dan menempatkannya di urutan ke-7 Top Trading Value Rabu (20/3/2024).

Adapun kerugian tersebut dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp78,8 triliun sebagaimana diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Mengutip keterangan resminya, hal itu merupakan dampak dari transaksi akuisisi Tokopedia oleh TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024.

“Rugi yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas Perseroan,” tulis manajemen, dikutip Kamis (21/3).

Seperti diketahui, pada bulan Desember 2023, GoTo dan TikTok mengumumkan kemitraan strategis yang menggabungkan platform Tokopedia dan layanan e-commerce TikTok di Indonesia di bawah PT Tokopedia, dengan TikTok sebagai pemegang saham pengendali di entitas tersebut.

Sebagai bagian dari perjanjian yang telah diselesaikan pada bulan Januari 2024, TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar pada entitas baru tersebut secara bertahap, tanpa efek dilusi lanjutan bagi GoTo. GoTo juga akan menerima pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut.

Pada bulan Januari 2024, GoTo menyelesaikan transaksi dengan TikTok. Langkah ini menggabungkan platform Tokopedia dengan layanan e-commerce TikTok. Bisnis ini menjadi sumber pendapatan bagi GoTo, dengan adanya biaya e-commerce yang akan diterima Perseroan setiap kuartal, sejalan dengan skala dan pertumbuhan dari entitas Tokopedia baru tersebut.

TikTok berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari US$1,5 miliar bagi entitas tersebut secara bertahap, tanpa efek dilusi lanjutan bagi GoTo. GoTo mempertahankan kerja sama dengan pemerintah dan TikTok untuk memastikan pemenuhan terhadap kepatuhan serta transisi untuk pengalaman berbelanja yang nyaman bagi konsumen.

“Hal tersebut sesuai dengan rencana penyelesaian dalam periode uji coba,” pungkas manajemen.

Apa Itu Goodwill

Goodwill sendiri merupakan suatu bagian aset dalam neraca keuangan perusahaan, yang masuk dalam kategori aset yang tidak berwujud. Karena itu besaran goodwill sulit diukur secara pasti yang benar-benar merepresentasikan kondisi neraca keuangan perusahaan.

Goodwill tercipta ketika perusahaan mengakuisisi bisnis lain lebih dari nilai aset bersihnya. Secara umum selisih tersebut akan digolongkan sebagai goodwill.

Goodwill sendiri merupakan praktik umum yang banyak diterapkan oleh perusahaan teknologi, mengingat banyak dari aset perusahaan tidak berwujud. Aset tidak berwujud sendiri termasuk di dalamnya paten hingga data konsumer.

Akan tetapi tantangan utama masih tetap berkutat dengan seberapa akurat dan presisi goodwill merepresentasikan aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan.

Valuasi Jumbo Tokopedia Kala Merger GOTO

Membengkaknya aset tak berwujud GOTO kala IPO muncul akibat merger dan akuisisi dengan Tokopedia. Dalam merger tersebut Tokopedia dikonsolidasi secara bisnis dengan penilaian akuisisi jauh di atas aset bersih yang dimiliki perusahaan.

Pada saat merger Mei 2021 silam, nilai akuisisi Tokopedia tercatat Rp 103,2 triliun dan menghasilkan goodwill yang tercatat senilai Rp 93,12 triliun. Artinya aset bersih Tokopedia kala akuisisi adalah Rp 10 triliun.

Baca: Dilepas GOTO, Ternyata Segini Valuasi Tokopedia Saat Dibeli TikTok
Tingginya biaya akuisisi juga bukan tanpa alasan, mengingat pada puncaknya Tokopedia sempat mencapai valuasi US$ 7,5 miliar atau setara Rp 112,5 triliun pada putaran pendanaan seri A yang dipimpin oleh Temasek dan Google.

Akuisisi sendiri dilakukan secara non tunai, dimana perusahaan mengganti pembayaran kepada pemilik saham sebelumnya dalam bentuk kepemilikan saham di GOTO.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts