5 Sekuritas Raksasa Prediksi Saham GOTO Bakal Segini


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak lima sekuritas termasuk perusahaan keuangan asing memberikan rekomendasi buy atau beli untuk saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Rekomendasi beli itu diberikan Citi, UBS, Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan CLSA. Sementara rating netral juga diberikan dua sekuritas asing yakni JPMorgan dan Goldman Sachs.

Di sisi lain, ada dua sekuritas yang memberikan rating berbeda yakni, Morgan Stanley dengan equal weight (menandakan estimasi saham GOTO naik setara dengan sektornya), dan rekomendasi hold atau tahan dari UOB Kay Hian Sekuritas.

Menurut dua analis Citi, Ferry Wong dan Ryan Davis, pihaknya mempertahankan pandangan positif terhadap GoTo, salah satu pertimbangannya adalah karena kolaborasi dengan TikTok. Ada empat alasan mengapa kolaborasi TikTok x Tokopedia ini dinilai penting bagi GoTo.

Pertama, entitas gabungan antara TikTok Shop-Tokopedia (kemungkinan bernama Shop Tokopedia), berpotensi menjadi pemimpin pangsa pasar dengan pertumbuhan sangat pesat.

Kedua, pertumbuhan GTV GOTO diprediksi lebih tinggi tahun ini, sementara jalur menuju profitabilitas (bottom-line) bisa dicapai tahun 2025 saat perusahaan mampu meningkatkan skala bisnis lebih baik.

“Kontribusi dari GMV TikTok Shop juga langsung ke EBITDA, dan kemampuan leverage [pinjaman modal] di segmen GTF,” seperti dikutip dalam risetnya Senin (25/3/2024).

Ketiga, GTF akan bergerak lebih cepat selama rentang 2024-25 dengan diluncurkannya buy now pay later (BNPL) dengan TikTok. Keempat, keuntungan dari sinergi TikTok x Tokopedia terhadap nilai keseluruhan dan pertumbuhan ekosistem GoTo.

Citi sendiri memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp195. Sementara Mandiri Sekuritas menyematkan saran Buy dengan target price (TP) Rp125. Sedangkan UBS Buy dengan TP Rp105, CLSA Buy dengan TP Rp105, Bahana Sekuritas Buy dengan TP Rp90

Analis Mandiri Sekuritas (Mansek), Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, menilai ada pergeseran strategi GOTO ke arah percepatan pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan, dan memperluas akses produk.

Keduanya menyoroti strategi di lini bisnis ODS (Gojek), yang akan mengembangkan layanan berlangganan dan monetisasi iklan. Sementara itu, di lini bisnis fintech via GoTo Financial (GTF), perusahaan akan memperluas pinjaman lewat BNPL, memonetisasi ekosistem ecommerce lewat kemitraan dengan TikTok.

“Selain itu, juga dari kemitraan yang sudah ada dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) melalui pembiayaan non-dealer untuk kredit sepeda motor,” seperti dikutip dalam risetnya, Senin (25/3/2024).

Riset lain dari CLSA menulis GoTo melaporkan “Manajemen Goto mau membangun momentum positif di ODS, pinjaman fintech, dan program pembelian kembali (buyback) saham US$ 200 juta,” tulis analis CLSA, Norman Choong dan Aimee Garibaldi, seperti dikutip dalam risetnya, Senin (25/3/2024).

Sebab itu, CLSA mempertahankan rekomendasi beli GOTO dengan perhitungan discounted cash flow (DCF) dengan menggunakan tingkat diskonto berdasarkan biaya modal rata-rata. “Kami berharap biaya layanan (service fee) dari Tokopedia x Tiktok Shop bisa menjadi kontributor utama bagi EBITDA yang disesuaikan,” tutupnya.

GOTO diketahui masih membukukan kerugian total Rp 90,5 triliun sepanjang 2023. Dalam laporan keuangan terakhirnya, kerugian itu dipicu pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp 78,8 triliun yang diwajibkan standar akuntansi keuangan.

Menurut keterangan resminya, hal ini merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia per 1 Februari 2024.

Sebelumnya, CEO GoTo Patrick Walujo mengatakan keputusan menjual Tokopedia ke ByteDance yang merupakan induk TikTok harus diambil agar perusahaan bisa bertahan.

“Banyak orang yang tidak paham apa yang saya hadapi ketika itu. Itu adalah pilihan antara bertahan hidup atau mati. Memang kematiannya bakal perlahan tetapi pasti,” kata dia dalam acara Dealstreet Asia Indonesia PE/VC Summit, pada Januari 2024.

Kendati begitu, ada sejumlah perbaikan kinerja GOTO seperti EBITDA adjusted mencetak nilai positif dan berhasil melampaui target perseroan.

Meski Masih Rugi, Kinerja GOTO 2023 Ada Perbaikan

EBITDA adjusted pada triwulan akhir 2023 GOTO berhasil tercatat positif senilai Rp 77 miliar, turnaround dari kuartal IV/2022 yang merugi Rp 3,1 triliun. Penyesuaian EBITDA positif ini menandai perbaikan delapan bulan beruntun.

EBITDA Grup yang disesuaikan sepanjang 12 bulan 2023 juga melampaui target perusahaan menjadi -Rp3,7 triliun, seiring dengan kerugian perusahaan yang membaik 77%.

Pendapatan bruto juga tumbuh positif, 3% secara tahunan (yoy) menjadi Rp24,26 triliun.

Penopang utama masih dari segmen on demand service sebanyak Rp12 triliun, dengan pertumbuhan positif 4%. Segmen fintech memimpin pertumbuhan, mencapai 15% dalam setahun. Kemudian diikuti segmen e-commerce dan logistic, masing-masing 11% yoy dan 7% yoy.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ini Prospek Bisnis GOTO Setelah TikTok Masuk Tokopedia

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts