Gubernur BI Dua Periode Pasca Reformasi


Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil ketua Federal Reserve di era 1990-an Alice Rivlin pernah berujar ‘pekerjaan bank sentral adalah khawatir’. Di era tersebut, jauh sebelum kehebohan uang digital, bank sentral memiliki kekhawatiran utama, yaitu menjaga inflasi tetap terjaga.

Read More

Pasca-pandemi, bank sentral kembali dihadapkan dengan kekhawatiran tersebut. Tugas bank sentral untuk menjaga inflasi berada di zona merah. Inflasi di negara maju meningkat tajam, begitu pula di Tanah Air. Semua berkat kenaikan harga pangan yang didorong oleh pengaruh geopolitik, perang hingga fragmentasi global.

Di tengah tantangan ini, Presiden Joko Widodo atau jokowi memilih mengamankan situasi. Ketika tampuk kepemimpinan bank sentral di Tanah Air harus berakhir di Maret 2023, dengan cekatan Presiden memilih satu calon. Sang petahana Perry Warjiyo menjadi calon tunggal yang akan mengisi kursi Gubernur Bank Indonesia (BI) 2023-2028.

Pada Februari, Jokowi pun mengumumkan alasan dirinya memilih Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028. Jokowi memilih sosok Perry mengingat koordinasi kebijakan moneter dan fiskal yang dijalannya selama ini cukup baik.

Terlebih lagi, di dalam kondisi ketidakpastian global yang tinggi, Jokowi merasa sosok yang berpengalaman menjadi pilihan terbaik.

“Jadi dalam situasi kegentingan global seperti saat ini kita tidak ingin mengambil risiko, fiskal dan moneter sangat-sangat penting dan kita harus menempatkan orang yang punya rekam jejak, jam terbang yang tinggi dan pengalaman yang tinggi,” ujar Jokowi, saat ditemui wartawan di IKN, Kamis (23/2/2023).

Jelas, Perry Warjiyo adalah sosok idaman Gubernur BI yang sesuai kriteria Jokowi ‘book smart, street smart’.

Saat itu, Jokowi pun mengakui bahwa nama Perry Warjiyo telah dikirimkan kepada DPR. “Sudah dikirimkan ke DPR, Bapak Perry Warjiyo,” katanya.

DPR pun menegaskan bahwa surat presiden sudah diterima dan nama petahana Perry Warjiyo merupakan calon tunggal pilihan presiden. Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Said Abdullah menegaskan bahwa surat presiden sudah diterima DPR.

“Presiden Joko Widodo, telah mengirimkan nama calon Gubernur BI ke DPR. Presiden Jokowi mengusulkan calon Gubernur BI adalah Bapak Perry Warjio, tentu saja kami perlu mengamankan kebijakan presiden,” tegas Said.

Gubernur BI 2 Periode

Komisi XI DPR RI melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Periode 2023-2028, pada Senin (20/3/2023). Hasil seleksi menyepakati Perry Warjiyo untuk kembali menjabat sebagai Gubernur BI Periode 2023-2028.

Hasil tersebut disahkan di dalam Rapat Paripurna pada keesokan harinya, Selasa (21/3/2023).

Laporan disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara yang kemudian disahkan oleh Ketua DPR Puan Maharani dalam sidang rapat paripurna, Selasa (21/3/2023).

Wakil Ketua Komisi XI Amir Uskara melaporkan bahwa Komisi XI secara musyawarah dan mufakat menyepakati Perry melanjutkan jabatannya sebagai Gubernur Bank Indonesia untuk periode 2023-2028.

“Setelah mendengar masukan dan saran fraksi dan memutuskan secara musyawarah, mufakat, dan aklamasi menyetujui Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI periode 2023-2028.” jelas Amir, dalam sidang paripurna DPR, Selasa (21/3/2023).

Laporan Amir kemudian disahkan oleh pimpinan rapat sidang Puan Maharani. Pengesahkan ini dilanjutkan dengan pengambilan sumpah jabatan di Mahkamah Agung (MA) pada 24 Mei 2023.

Pengambilan sumpah jabatan dilakukan pada pukul 09.20 WIB di MA, Jakarta, Rabu (24/5/2023). Acara ini dihadiri pejabat pemerintah, DPR/MPR RI, hingga ekonom dan akademisi.

Dengan pengesahan dari MA, maka Perry Warjiyo sah menjadi Gubernur BI untuk kedua kalinya. Ini sekaligus catatan baru dalam sejarah moneter Indonesia. Sejak reformasi bergulir, belum ada pemimpin BI yang menjabat selama dua periode. Sudrajad Djiwandono hingga Agus Martowardojo hanya tercatat menduduki tahta tertinggi bank sentral selama satu periode.

Hanya ada segelintir orang hebat yang menduduki jabatan ini selama dua periode, mereka adalah Radius Prawiro (1966-1971 dan 1971-1973) dan Rachmat Saleh (1973-1978 dan 1978-1983).




Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Pelantikan gubernur BI Perry Warjiyo di MA, Jakarta, Kamis (24/5). Perry Warjiyo telah lulus uji kepatuhan dan kelayakan (fit proper test) menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI). Perry menggantikan Agus Martowardojo sebagai calon tunggal gubernur BI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sosok Perry Warjiyo

Mengutip situs BI, Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo pada tahun 1959. Perry menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1982. Kemudian, dia memulai karier di BI pada 1984.

Pada 1986, Perry mendapatkan gelar Master pada tahun 1989 pada Iowa State University dan meraih gelar Ph.D di tahun 1991.

Perry tercatat memiliki karier yang panjang dan cemerlang di BI, khususnya di area riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta Biro Gubernur.

Sebelum menjabat sebagai Gubernur BI, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013-2018.

Perry juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Pada 2009, Perry Warjiyo pernah mencicipi posisi penting selama 2 tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada tahun 2007-2009.

Sepanjang 2023, di periode kedua jabatannya, Perry banyak merilis instrumen baru bank sentral yang diperuntukkan untuk mengenjot likuiditas di dalam negeri a.l. term deposit (TD) valas, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), SVBI dan SUVBI.

TD Valas adalah instrumen operasi moneter yang diluncurkan pada 1 Maret 2023. Dari catatan BI, instrumen TD Valas ini dikhususkan bagi devisa hasil ekspor atau DHE. Instrumen ini memfasilitasi penempatan DHE oleh eksportir di Bank Indonesia melalui bank yang ditunjuk (appointed bank), sesuai dengan mekanisme pasar.

Kemudian, instrumen SRBI diperkenalkan oleh Perry Warjiyo pada Agustus 2023. Instrumen ini adalah instrumen pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying. Sebagai catatan, SRBI bisa dimiliki oleh investor dalam dan luar negeri.

Pada awal November 2023, Perry kembali memperkenalkan dua instrumen baru, yakni sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI) dan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI). Instrumen ini diharapkan bisa mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

Kedua instrumen tersebut sejalan dengan mekanisme pasar (pro-market) untuk mendukung pendalaman pasar uang dalam valuta asing guna mendukung efektivitas kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sinergi pembiayaan ekonomi.

SVBI dan SUVBI diharapkan dapat memperluas akses penduduk dan bukan penduduk terhadap instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia yang dapat mendukung upaya menarik arus investasi portofolio masuk (portfolio inflows) yang pada akhirnya memperkuat pencapaian stabilitas nilai tukar rupiah.

Tak hanya instrumen moneter, Perry juga memperluas Local Currency Transaction (LCT) dan penggunaan QRIS hingga ke berbagai negara di Asia. Pada November lalu, QRIS RI telah resmi dapat digunakan di Negeri Jiran, Singapura.

Warga negara Indonesia yang bertandang ke Singapura tidak perlu repot membawa uang tunai atau menukar rupiahnya untuk berbelanja. Namun tidak hanya untuk berbelanja, QRIS yang telah aktif di Singapura ini juga membantu para pelaku usaha Tanah Air yang berbisnis atau bertransaksi.

Menyusul kesuksesan tersebut, pada tahun ini, BI mendorong perluasan dan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dalam transaksi ekonomi dan keuangan antarnegara.

Terbaru, BI dan Bank of Korea (BOK) menyepakati inisiatif implementasi penggunaan mata uang lokal yang direncanakan terealisasi pada tahun 2024. Inisiatif implementasi ini dicapai pada pertemuan High Level Meeting (HLM) antara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur BOK Rhee Chang Yong di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali pada Minggu (10/12).

Insiatif implementasi LCT ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman kerja sama penggunaan mata uang lokal kedua bank sentral yang telah disepakati pada Mei 2023 di Korea Selatan. Sebelumnya, BI juga telah menjalin kerja sama dengan Malaysia(Bank Negara Malaysia), Thailand (Bank of Thailand), Jepang (Kementerian Keuangan Jepang), China(People’s Bank of China), dan Singapura (Montary Authority of Singapura).

Dengan sederet program tahun ini, tentunya kita tidak sabar melihat sepak terjang Gubernur BI Perry Warjiyo pada 2024 mendatang. Dan semoga tidak ada kekhawatiran berlebih yang memberatkan ‘pekerjaan Bank Sentral’ tahun depan. 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


RI Ajak Negara di ASEAN Tinggalkan Dolar AS: Semua Sepakat!

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts