‘Hantu’ Ini Muncul dan Merusak Berkah Ramadan Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak tingginya inflasi belum hilang dari perekonomian Indonesia. Laju konsumsi masyarakat Indonesia yang kencang pada Ramadan pun terimbas.

Seperti diketahui, inflasi Indonesia terbang pada akhir tahun lalu setelah pemerintah menaikkan harga BBM pada awal September 2022.

Sebelum kenaikan BBM pun, inflasi Indonesia sebenarnya sudah berlari kencang karena lonjakan berbagai bahan pangan, seperti minyak goreng.

Inflasi menembus 2,64% (year on year/yoy) pada Maret 2022 kemudian merangkak menjadi 4,94 % (yoy) pada Juli 2022 dan melesat menjadi 5,95% (yoy) pada September 2022.



Besarnya inflasi membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi khawatir. Jokowi bahkan berkali-kali mengingatkan bahwa inflasi sudah seperti hantu yang menakutkan.

Meskipun inflasi sudah melandai ke 4,97% pada Maret 2023 tetapi dampaknya masih terasa kepada kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk dalam belanja.

Dampak inflasi bahkan masih terasa hingga Ramadan tahun ini. Inflasi membuat laju belanja masyarakat tertekan selama Ramadan tahun ini.

Padahal, selama bertahun-tahun, puncak konsumsi masyarakat Indonesia terjadi pada bulan Ramadan. Bulan Puasa pun menjadi berkah bagi ekonomi Indonesia karena menjadi puncak tertinggi dari pertumbuhan.


Tanda-tanda melandainya belanja tercermin melalui sejumlah indikator, termasuk Mandiri Spending Index (MSI).

Mandiri Spending Index (MSI) per 2 April 2023 menunjukkan nilai belanja pada Ramadan tahun ini jauh lebih kecil dibandingkan pada Ramadan tahun lalu.

Nilai belanja pada Ramadan 2023 tercatat 133,5, jauh lebih rendah dibandingkan pada Ramadan 2022 yang tercatat 159,9.

Volume belanja pada Ramadan 2023 tercatat 155,9. Volume belanja tersebut lebih rendah dibandingkan pada Ramadan 2022 tercatat 179,4.


Foto: Mandiri Institute
Mandiri spending index per 2 April

“Inflasi sepertinya membayangi pemulihan belanja dan ekonomi pada kuartal I-2023. Pembelian barang tahan lama dan non-tahan lama sama sama turun,” tutur Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam report Mandiri Institute: A Brief on Latest Consumer Spending.

Belanja fashion pada Bulan Puasa tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan Ramadan 2022.

Proporsi belanja fashion per 2 April hanya 10,5%, sedikit lebih baik dibandingkan pada awal Maret. Namun, angkanya jauh lebih kecil dibandingkan Ramadan 2022 yang tercatat 12,1%.

Proporsi belanja masyarakat untuk perhiasan hanya 5,9% pada Ramadan tahun ini. Bandingkan dengan Ramadan 2022 yang tercatat 8%.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts