Harga Minyak Bergejolak Pasca AS Naikkan Target Produksi 2024


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah kompak bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, setelah penurunan pada perdagangan sebelumnya paska Amerika Serikat (AS) menaikkan perkiraan pertumbuhan produksi minyak mentah domestik untuk tahun 2024.

Pada awal perdagangan hari ini Rabu (13/3/2024), harga minyak mentah WTI bergerak menguat 0,64% di posisi US$78,06 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent bergerak lebih tinggi atau naik 0,65% di posisi US$82,45 per barel.


Pada perdagangan Selasa (12/3/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melemah 0,47% di posisi US$77,56 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terkoreksi 0,35% di posisi US$81,92 per barel.

Pada hari Selasa, Badan Informasi Energi (EIA) AS memperkirakan bahwa produksi minyak dalam negeri akan tumbuh sebesar 260.000 barel per hari (bph) pada tahun 2024, naik 90.000 barel per hari (bph) dari perkiraan sebelumnya, namun memperkirakan pengurangan produksi dari OPEC+ masih akan terjadi, berdampak pada pertumbuhan minyak global yang lambat.

Produksi minyak mentah AS akan meningkat menjadi 13,19 juta barel per hari (bph) tahun ini, EIA mengatakan dalam Short-Term Energy Outlook (STEO). Sebelumnya mereka memperkirakan produksi minyak mentah akan meningkat tahun ini sebesar 170.000 barel per hari.

Produksi minyak mentah AS mencapai rekor 13,3 juta barel per hari pada bulan Desember 2023, menyusul peningkatan produktivitas berkelanjutan di sumur-sumur baru. Produksi mencatat rekor tahunan sebesar 13,21 juta barel per hari pada tahun 2023.

Produksi minyak AS diperkirakan meningkat sebesar 460.000 barel per hari menjadi 13,65 barel per hari pada tahun 2025, yang merupakan rekor tertinggi.

Menurut perkiraan EIA, pengurangan produksi OPEC+ akan membantu mendorong harga spot minyak mentah Brent menjadi rata-rata US$87 per barel pada tahun 2024, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar $82,42 per barel.

Badan tersebut sebelumnya memperkirakan bahwa produksi AS akan sedikit menurun pada pertengahan tahun 2024 dan tidak akan melampaui rekor yang dibuat pada bulan Desember lalu hingga Februari 2025.

Namun, badan tersebut sekarang memperkirakan produksi akan terus meningkat dengan output yang melampaui rekor tahun lalu pada kuartal keempat tahun 2024.

EIA AS memperkirakan produksi permintaan minyak dunia akan tumbuh sebesar 1,43 juta barel per hari tahun-ke-tahun, naik 10.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya dan sejalan dengan EIA.

EIA juga menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2025 sebesar 90.000 barel per hari, mengantisipasi peningkatan sebesar 1,38 juta barel secara tahunan.

Pada bulan Februari tahun ini, IEA memperkirakan permintaan global akan meningkat sebesar 1,22 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, sementara dalam laporan bulan Februari OPEC memperkirakan sebesar 2,25 juta barel per hari. Perbedaannya sekitar 1% dari permintaan dunia.

Menurut EIA, total konsumsi minyak bumi AS diperkirakan akan meningkat sebesar 200.000 barel per hari menjadi 20,4 juta barel per hari pada tahun 2024, dan kemudian sebesar 200.000 barel per hari menjadi 20,6 juta barel per hari pada tahun 2025, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ulah China, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah 6 Bulan

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts